Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Hidup atau mati: gendut dicari

Tersangka pembantai enam orang di pondok gede, bekasi, terus diburu. peringatan polisi: "hati-hati pada si bunglon ini."

29 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGKAP hidup atau mati." Perintah keras itu diucapkan Kapolri Letnan Jenderal Banurusman dalam rapat koordinator Kapolda se-Indonesia di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa dua pekan lalu. Buron itu Gendut alias Parto atau Tukiran, 32 tahun. Ia tersangka pembunuh enam anggota keluarga Herbin Hutagalung di Pondok Gede, Bekasi, 5 Januari lalu. Hingga Jumat pekan lalu, Gendut yang berasal Tulungagung, Jawa Timur, itu memang masih bebas berkeliaran. Sementara itu, tim dari Polres Bekasi, Polda Metro Jaya, Mabes Polri, dan dibantu tim dari Polres Tulungagung sudah memburunya. Toh masih buntu. "Kalau Gendut tertangkap, maka kita bisa mengetahui siapa saja teman-temannya," kata Kapten Edward Syah, Kasatserse Polres Bekasi. Menurut dugaan polisi, pembunuh keluarga Herbin itu bukan hanya Gendut sendiri. Pembantaian sadistis di siang hari itu menewaskan istri Herbin, Rodiah, bibinya, Nyonya Sinur, Herlina, anak nomor tiga, Frenco, anak nomor empat, Indo si bungsu berusia 3 tahun, dan Freddy, anaknya yang duduk di kelas V SD. Ade Ayu Putri, 5 tahun, luka parah (TEMPO, 15 Januari 1994). Kesehatan Putri kini berangsur pulih. "Semoga Tuhan memberi Putri selamat buat saya," kata Herbin. Dua anak Herbin yang lain, Frans dan Franky yang ke sekolah, lolos dari maut. Waktu itu, Herbin sedang kerja. Kini, anak- anak itulah yang menghibur hatinya. Tapi, Herbin masih stres dan sulit tidur. Terkadang ia suka berteriak tak keruan. "Saya ingin Gendut ditangkap dalam keadaan hidup, biar batin saya tenang. Apa yang menyebabkan dia tega melakukan semua ini," katanya kepada Ricardo Indra dari TEMPO. Sebelum kabur, Gendut, kernet tukang batu yang pernah membetulkan rumah Herbin, tinggal di Bojongtua Jatimakmur, Bekasi, sekitar 3 km dari rumah korban. Ia menyewa rumah petak 3 m x 5 m, Rp 20.000 sebulan. Tetangganya mengenalnya sebagai orang baik. Ia suka salat, sering berkopiah haji, dan tak pernah ribut dengan istri. Gendut mengaku punya kekuatan untuk mengobati orang. "Tapi saya nggak percaya," kata tetangganya di Jatimakmur. Ia suka memakai kaos hijau dan celana jins. Pada saat membantai korbannya, ia pun bercelana jins. Dan celana yang berdarah itu ditemukan polisi di rumahnya. Selain itu, barang jarahan berupa gelang, kalung, dan uang milik istri Herbin juga ditemukan di situ. Di Tulungagung, Gendut termasuk dalam daftar buron. Juga di lingkungan Polres Kediri dan Blitar. "Tukiran itu biangnya penipu, dan pencuri motor," kata sumber di kepolisian Tulungagung. Diduga ia kabur ke Lombok atau Nusa Tenggara Timur. Keluarganya di Desa Jatianom, Tulungagung, yakin Tukiran bakal ditangkap. Kaelan, ayah tirinya, mengaku sering dibuat jengkel oleh Gendut: mulai dari urusan menggaet sepeda dan motor temannya, sampai menyikat hasil pertanian tetangga. "Saya lepas tangan. Yang ditipu Tukiran lapor saja ke polisi," katanya kepada K. Candra Negara dari TEMPO. Gendut pernah ditangkap gara-gara mencuri motor. Lalu beberapa bulan ia dijebloskan ke penjara di Tulungagung. Istrinya pun minta cerai. Selepas dari penjara ia menikah lagi. Toh perangainya tak berubah. Bahkan menjadi jagoan judi. Ketika ia dikabarkan berada di Riau, Gendut terlibat pula menipu. "Ia itu seperti bunglon. Makanya, hati-hati kalau menerima tamu baru dengan ciri-ciri kulit hitam, gendut, dan berambut keriting," kata Kapten Edward kepada Rihad Wiranto dari TEMPO.WY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum