Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kabar kuno

Sejumlah pengurus PT Goldwell Commodities Traders kabur. mereka adalah Gunalan, Tang, David Liem, dan Rafik. diduga mereka membawa uang nasabah, karena kalah bermain future trading.

1 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASIH ada yang terperosok future trading. Memang, jika untung bisa senyum, tapi bisa terjadi si uang melayang. Ini kisah PT Goldwell Commodities Traders di Jakarta, yang punya cabang di Bandung, pertengahan Januari lalu. Dua manajernya, Gunalan, untuk pemasaran, dan Tang, manajer keuangan, mendadak raib. Ruangan dua manajer warga Malaysia itu terkunci rapat, padahal uang nasabah US$ 199 ribu ada pada mereka. Hari itu, enam nasabah yang sebenarnya akan setor uang terpaksa ditolak para pialang, karena semua catatan keuangan dipegang Tang. Dua kamar kerja tersebut kemudian terpaksa didobrak. Ruangan mereka tampak berantakan. Laci terbuka, surat-surat banyak yang hilang. Dan yang membuat para karyawan bermuka kecut, tidak ada sepeser pun uang nasabah terdapat di situ. Setelah ditelusuri, ternyata pada 9 Januari lalu Gunalan dan Tang kalah Rp 1,2 milyar bermain future trading. "Kedua manajer itu bermain tanpa setahu kami," kata salah seorang pialang di PT Goldwell. Sumber tersebut punya perkiraan, dua manajer itu ketakutan karena uang nasabah ikut amblas. Kaburnya dua manajer itu kemudian disusul dengan menghilangnya David Liem, Direktur PT Goldwell, di kantor pusat bersama istrinya. Kedua warga negara Malaysia ini membawa lari uang nasabah Rp 8 milyar. Belakangan, yang diketahui ikut lari adalah Rafik, penghubung khusus kantor pusat PT Goldwell di Jakarta dan cabangnya di Bandung. Kasus kaburnya pengurus perusahaan future trading itu lumayan meresahkan nasabah. Namun, hingga kini belum ada nasabah yang melapor ke polisi. "Kami terus memantau agar tidak ada pihak yang dirugikan," kata Kapolwiltabes Bandung, Kolonel Waliran, kepada Ahmad Taufik dari TEMPO. Tampaknya, para nasabah enggan melapor ke polisi. "Saya juga pernah untung dari transaksi itu. Kalau melapor ke polisi, saya takut malah repot, ditanya macam-macam," kata sumber yang enggan disebut namannya itu. Tapi ia tetap cemas. Uang Rp 6 juta yang disetorkannya bakal menguap tak tentu rimbanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus