Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kasus Gagal Ginjal Akut Jakarta 95 Orang, Dinas Kesehatan DKI Tingkatkan Mitigasi

Jumlah kasus gagal ginjal akut saat ini bisa jadi fenomena gunung es, karena yang terdeteksi hanya pasien gejala berat.

25 Oktober 2022 | 20.56 WIB

Ilustrasi - Petugas memeriksa kesehatan anak di tengah kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak. Dugaannya kasus disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup. (HO/Antara)
Perbesar
Ilustrasi - Petugas memeriksa kesehatan anak di tengah kasus gagal ginjal akut misterius yang sedang merebak. Dugaannya kasus disebabkan cemaran etilen glikol pada obat sirup. (HO/Antara)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meningkatkan upaya mitigasi guna menekan penambahan kasus gagal ginjal akut anak. Data terbaru hari ini, jumlah kasus gagal ginjal akut bertambah menjadi 95 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Pemprov DKI melalui Dinkes berkoordinasi dengan berbagai mitra, terus melakukan edukasi kepada masyarakat. Kemarin kita sudah kumpulkan tim penggerak PKK semua wilayah, baik kelurahan, kecamatan, kota,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Gedung DPRD DKI, Selasa, 25 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Upaya mitigasi itu dilakukan dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk memberikan edukasi soal pencegahan hingga penanganan. Tidak hanya mitigasi, Dinkes DKI turut mengimbau seluruh jajaran RSUD dan puskesmas untuk menghentikan sementara pemberian obat sirup pada anak.

Imbauan tersebut berdasarkan laporan klinis pada 17 Oktober 2022 yang melihat adanya pola serupa pada pasien-pasien yang dirawat dengan riwayat penggunaan obat sirup merek tertentu.

Widyastuti mengatakan, jumlah kasus saat ini bisa jadi fenomena gunung es, karena yang terdeteksi hanya pasien gejala berat.

Kalau Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) berperan menjadi faktor penyakit gangguan ginjal akut misterius itu, bisa jadi gejala ringan yang menyerang persarafan atau otak seperti pusing dan mudah lelah, tidak terdeteksi.

“Orang tua harus lebih peka dan memantau anak minimal 5-9 hari dari konsumsi obat sirup terakhir. Bahkan gejala keracunan EG dan DEG ini ada yang onsetnya cepat bisa hitungan jam 12-72 jam dari terpapar,” kata Widyastuti.

Belajar dari kasus di Gambia, kata Kepala Dinkes DKI itu, ada beberapa faktor penyebab gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI). Antara lain bakteri, baik dari pernapasan dan pencernaan; toksin obat; malnutrisi (status gizi kurang).

“Kalau bakteri sebagai faktor penyebab, kualitas makanan dan air bersih sangat penting. Jangan tercemar bakteri e.coli, shigella, dan lain-lain. Masak air dan makanan sampai matang,” ucapnya.

Untuk mencegah peningkatan kasus gagal ginjal akut, Widyastuti meminta masyarakat agar menjaga imunitas tetap baik dengan makanan bergizi, pola hidup sehat, cuci tangan rajin, jaga kesehatan lingkungan, termasuk kebersihan air dan makanan. “Kondisi pancaroba atau cuaca membuat imunitas manusia menurun dan kuman lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Mencegah sakit dan deteksi dini adalah kunci utama pencegahan AKI,” kata dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus