Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Keluarga Bantah Korban Mutilasi di Papua Ada Kaitan dengan KKB, Ini Kronologi versi Mereka

Keluarga juga membantah tudingan korban mutilasi bertemu dengan para pelaku untuk membeli senjata

3 September 2022 | 11.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga dari empat korban pembunuhan disertai mutilasi yang terjadi di Papua menceritakan detail kronologi kejadian nahas tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut cerita versi keluarga, kasus pembunuhan ini berawal pada 22 Agustus 2022 pukul 19.00 waktu setempat. Saat itu, kedua korban atas nama Irian Nirigi dan Arnold Lokbere meninggalkan rumah mereka dengan menggunakan Toyota Avanza hitam bernomor polisi PA 1082 WR. Di tengah perjalanan, kedua korban mengganti kendaraan dengan Toyota Calya karena mobil sebelumnya hendak digunakan untuk keperluan keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Selanjutnya setelah mengganti mobil, keduanya menjemput Atis Tini di Kilo 11 Kampung Kadun Jaya sekitar pukul 19:45 WIT dan selanjutnya mobil menjemput salah satu korban lainnya," dalam keterangan pihak keluarga korban yang diterima Tempo, Sabtu, 3 September 2022.

Keempat korban atas nama Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Lemanion Nirigi, dan Atis Tini selanjutnya pergi ke area Kampung Kamoro Jaya Distrik Wania SP 1 Timika Papua. Setelah mereka berangkat, pihak keluarga tidak mendapat kabar apapun lagi dari para korban.

Hingga pada Jumat, 26 Agustus 2022, pihak keluarga baru mendapatkan kabar penemuan satu jasad korban atas nama Lemaniol Nirigi dalam kondisi termutilasi di RSUD Timika. Jasad ketiga korban lainnya baru ditemukan setelah pihak keluarga dan warga melakukan pencarian di Sungai Lopong Iwaka, Timika, Papua.

"Sehingga kami keluarga korban membenarkan adanya dugaan pembunuhann terjadi di SP sebagaimana yang disampaikan pada beberapa media," bunyi siaran pers tersebut.


Keluarga menyebut para korban akan membeli bahan bangunan

Dalam versi kepolisian, keempat korban ini dibunuh oleh enam anggota TNI setelah dijebak untuk melakukan transaksi pembelian senjata api. Para korban dibunuh karena diduga simpatisan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Namun, pihak keluarga membantah klaim tersebut. Menurut mereka, para korban merupakan warga sipil dan sudah dibenarkan oleh Bupati Nduga. Mengenai aktivitas mereka pada malam itu, pihak keluarga juga membantah bahwa keempatnya hendak membeli senjata.

Menurut keluarga, para korban saat itu hendak membeli barang-barang bangunan. "Kami keluarga korban merasa informasi tersebut adalah tidak benar dan secara tegas Bapak Bupati Nduga menyampaikan secara tegas bahwa keempat korban adalah benar-benar warga saya dan merupakan warga sipil," bunyi siaran pers tersebut.

Hingga saat ini, sudah ada 8 anggota TNI AD dari Brigif 20 Para Rider bagian dari Divisi 3 Kostrad yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Selain membunuh, para tersangka juga merampas uang milik para korban sebanyak Rp250 juta.

M JULNIS FIRMANSYAH

Baca: Polda Papua Selidiki Dugaan Keterlibatan Korban Mutilasi dengan KKB

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus