HILANGNYA yang terbaik: Tak hanya benda kuno, benda seni pun tak aman dari jamahan maling. Sebanyak 12 buah lukisan terbaik lenyap dari Museum Puri Lukisan, yang dikelola Yayasan Ratna Wartha di Ubud, Bali akhir Februari lalu. Maling itu mempreteli lukisan itu dari bingkainya, dan menggulungnya untuk memudahkan pelarian. Padahal, lukisan itu, yang semuanya bertema tentang Bali, bukan sekadar benda seni. Juga bisa disebut barang antik, karena tuanya. Lukisan yang berjudul panjang "Pemutaran Gunung Menara Giri untuk memperoleh air suci Kamandalu oleh dewa-dewa dan raksasa", misalnya, dibuat pada 1938. Itu sebabnya pewaris Raja Ubud Tjokorde Putra Sukawati, yang memimpin museum, prihatin sekali atas musibah itu. "Saya sudah mengirim surat ke semua pasar lelang di dunia, kalau-kalau lukisan yang tercuri dijual di sana," katanya kepada TEMPO. Museum di Ubud itu, yang didirikan pada 1954, merupakan satu-satunya museum lukisan di Bali. Museum tersebut dikenal sampai ke manca negara, sebagai tempat penyimpanan lukisan terbaik tentang Bali. Lukisan yang terpajang di situ dipilih oleh pengamat seni asal terkenal Belanda R. Bonnet. Semua lukisan, sebelum pencurian, berjumlah 283 buah dan merupakan hasil karya 69 pelukis - di antaranya I Wayan Gedot, Gde Turas, dan Nyoman Darsana. Pencuri yang mengambil benda seni itu masuk ke museum dengan cara mencongkel jendela. Tak ada kesulitan bagi mereka selama menjalankan aksinya. Sebab, malam itu kebetulan hujan deras, sementara lokasi museum agak terpencil, dan dikelilingi sawah serta semak-semak. Suteja Neka, kolektor lukisan dari Museum Neka, Ubud, menilai pencurian itu sebagai perkosaan terhadap karya seni. Sedangkan Profesor Koentjaraningrat, guru besar antropologi UI, yang kebetulan berada di Bali menyatakan bahwa pencurian merupakan indikasi adanya pergeseran rasa cinta terhadap produk budaya kita. Museum Puri Lukisan itu bukan pertama kalinya disatroni maling. Sepuluh tahun lampau, sebuah patung juga hilang dari sana. Setelah dilakukan pelacakan, patung yang digondol turis itu akhirnya ditemukan di London, dan kini sudah kembali ke tempatnya. Bagaimana nasib lukisan yang tercuri pekan lalu itu? Polisi masih berharap menemukannya. Sebab, seperti dikatakan kapolda Nusa Tenggara Brigjen Tjoek Sumiarso kepada TEMPO, semua pintu keluar-masuk Bali sudah dijaga ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini