Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut aksi bom Polsek Astana Anyar (Seharusnya Astanaanyar), Bandung, Jawa Barat, pada Rabu pagi tadi, 7 Desember 2022, sebagai aksi yang tak menguntungkan siapapun dan mencederai nilai kemanusiaan. Mantan Panglima TNI ini juga mengecam aksi tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini aktivitas yang merugikan, bayangkan jika pelaku dan korbannya adalah keluarga kita,” kata Moeldoko, di gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Rabu, 7 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Moeldoko, aksi teror ini menyadarkan semua pihak bahwa ideologi yang berlandaskan kekerasan tidak bermanfaat, baik untuk pelaku maupun masyarakat. Ia berharap peristiwa ini menjadi yang terakhir kalinya terjadi di Indonesia.
Moeldoko serukan stop aksi bom bunuh diri
“Hentikan segala ideologi kekerasan. Stop aksi bom bunuh diri. Apa untungnya bagi kita? Nggak ada, yang ada cuma merugikan semua,” kata Moeldoko.
Aksi bom bunuh di Polsek Astana Anyar terjadi pada pukul 08.15 WIB. Pelaku menerobos masuk ke dalam Polsek saat polisi sedang melakukan apel pagi.
Kapolri ungkap Identitas pelaku
Akibat serangan itu, pelaku yang bernama Agus Sujanto alias Abu Muslim dan seorang polisi bernama Aipda Agus Sopyan tewas. Selain itu terdapat sembilan personel polisi mengalami luka ringan hingga berat. Satu orang warga sipil bernama Nurhasanah juga menjadi korban. Dia mengalami luka ringan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebutkan bahwa pelaku merupakan mantan narapidana kasus teroris yang pernah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusa Kambangan. Abu Muslim merupakan perakit bom panci yang meledak di Cicendo, Bandung, pada 27 Februari 2017.
Listyo Sigit menyatakan pihaknya tengah menelusuri jaringan pelaku bom Polsek Astana Anyar tersebut. Menurut Kapolri, berdasarkan informasi awal, pelaku terafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung atau JAD Jawa Barat. JAD merupakan kelompok teroris yang berkiblat pada Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok ini telah dinyatakan terlarang oleh pemerintah Indonesia pada 2018.
Polisi juga menyatakan masih menelusuri jenis bom yang digunakan pelaku. Dugaan awal, bom Polsek Astana Anyar, mirip dengan bom panci yang diledakkan pada peristiwa Cicendo, Bandung, pada 2017.
“Memang bentuknya bom panci, tapi bagaimana isinya masih dalam pengecekan tim Labfor. Bentuknya memang panci,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Ibrahim Tompo.