Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menyita 11 pucuk senapan angin milik warga di sekitar rumah Rudi S. Gani, pengacara yang tewas ditembak menjelang malam tahun baru di Desa Pattuku Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Selain itu, polisi juga telah memeriksa 18 saksi. Namun, hingga kini polisi masih memburu pelaku penembakan terhadap Rudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Senapan angin yang disita akan kami periksa di lab forensik untuk uji balistik,” kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan Komisaris Besar Didik Supranoto, kepada Tempo, Selasa, 7 Desember 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Didik mengatakan saat ini polisi telah menurunkan tim gabungan guna menangkap pelaku. Dia belum bisa memastikan apakah pelaku penembakan tersebut berkaitan dengan perkara yang sedang diurus Rudi.
Istri korban, Maryam, mengatakan satu bulan sebelum peristiwa penembakan itu, suaminya pernah diancam oleh orang yang sedang berperkara soal sengketa lahan. Pada saat penembakan terjadi, Rudi sedang menangani sejumlah kasus sengketa lahan di Bone. “Semoga kau bisa tinggal lama di Pattuku Limpoe,” kata Maryam melalui keterangan video, menirukan ancaman tersebut.
Maryam mengatakan beberapa hari sebelum suaminya ditembak, dia melihat pihak berperkara dalam kasus yang ditangani Rudi. Sosok itu terlihat mondar-mandir sebanyak dua kali di jalan depan rumahnya.
Berdasarkan kejadian itu, Maryam meyakini pembunuh suaminya adalah pihak yang terlibat dalam kasus sengketa lahan. Dia mengatakan telah melaporkan keterangan tersebut kepada polisi. “Semoga pelaku segera ditangkap dan diadili seadil-adilnya,” ujar dia.
Rudi S Gani, 49 tahun, tewas ditembak di rumahnya, beberapa jam sebelum malam pergantian tahun baru. Polisi menemukan proyektil berkaliber 8 milimeter di tulang leher bagian belakang korban.
Hasil autopsi menunjukkan adanya tembakan peluru senapan angin tepat mengenai bagian bawah mata kanan korban, hingga tembus ke tulang leher belakang. “Setelah diperiksa, proyektil tersebut diperuntukkan untuk senapan angin,” kata Didik kepada Tempo melalui sambungan telepon, pada Sabtu, 4 Januari 2025.
Dia mengatakan, insiden penembakan terjadi sekitar pukul 21.50 WITA. Ketika itu, Rudi dan beberapa anggota keluarganya tengah bersantap di ruang tamu. Berdasarkan keterangan anggota keluarga yang berada di TKP, terdengar suara tembakan dari luar rumah sebelum Rudi tergeletak bersimbah darah.
Didik menjelaskan, kondisi rumah korban saat itu masih dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, pelaku diduga lebih leluasa menentukan jarak tembak dan target. “Karena masih proses pembangunan, jadi pintu dan kaca belum terpasang,” tutur Didik.
Pilihan Editor: Anak Bos Rental Mobil Minta Prabowo Bantu Tangani Kasus Penembakan Rest Area 45