Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Penjahat = koruptor

Wawancara tempo dengan ketua harian dewan pimpinan pusat pemuda pancasila yorris raweyai,43, mengenai operasi bersih yang kini tengah digalakkan

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YORRYS Raweyai, kelahiran Serui, Irian Jaya, 43 tahun silam. Ia putra ketiga dari sembilan anak Jacob Thung dan Martha Raweyai. Mendiang ayahnya adalah bendahara Partai Kemerdekaan Indonesia, Irian Barat, tahun 1947, seperjuangan dengan pahlawan nasional Silas Paparai. Ayahnya kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Serui. Cerita burung menjuluki Yorrys sebagai "sang pelindung" yang mampu membikin beres urusan bisnis yang dianggap alot. Dia pula yang kini disebut-sebut calon kuat menggantikan Yapto Suryosumarno untuk memimpin Pemuda Pancasila, yang punya 30.000 anggota di seluruh Indonesia. Kini jabatannya, selain Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Pancasila, juga Ketua Himpunan Pengusaha Hiburan dan Pariwisata, serta Ketua Forum Pengkajian Pembangunan Nasional. Ayah lima anak ini menyatakan heran bagaimana ia sampai mendapat julukan Raja Preman. "Itu sudah saya bantah," ujarnya. Dalam sanggahan di sebuah majalah bulanan Ibu Kota yang memuat wawancaranya, April lalu, Yorrys menulis: "Kebutuhan untuk menaikkan oplah telah mendorong majalah Anda mengabaikan etik profesi dengan menyebut saya sebagai raja preman, godfather, mafia tanah, dan ucapan-ucapan seram lainnya, yang notabene mencemarkan nama baik saya sebagai Ketua Pelaksana Harian Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Pancasila." Mengenai Operasi Bersih yang kini tengah dilancarkan, berikut petikan wawancara Taufik Alwie dan Dominic Franky dari TEMPO dengan Yorrys Raweyai, di rumahnya di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan. Bagaimana Anda melihat Operasi Bersih ini? Kita menyadari Jakarta ini sama permasalahannya dengan ibu kota di seluruh dunia: kriminalitas, prostitusi, perjudian, dan sebagainya itu menonjol. Tinggal bagaimana kesepakatan kita menjaga agar ini jangan mendominasi kehidupan masyarakat, agar tidak membuat kerawanan-kerawanan dan stabilitas terganggu. Operasi ini merupakan salah satu wujud tanggung jawab tersebut. Jadi, pada prinsipnya kita mendukung. Tapi polanya mungkin perlu pengkajian yang melibatkan semua unsur warga masyarakat. Anda setuju penyebab tindakan sadistis itu minuman keras? Itu salah satu faktor saja. Ini berkait dengan faktor lain, seperti tekanan ekonomi, frustrasi, broken home, dan kesenjangan sosial. Hidup di Jakarta, kalau iman tidak kuat, apa saja boleh terjadi. Makanya, akhir-akhir ini dalam usaha konsolidasi, saya selalu menekankan pada tiga kosong: kosong pekerjaan, kosong pendapatan, dan akhirnya kosong iman. Itulah akar timbulnya kriminalitas. Ya, kalau kosong pekerjaan, tiada pendapatan kan? Akibat tidak ada pendapatan, iman akan guncang. Ini menyangkut soal perut, bukan politik. Jadi, tindakan Operasi Bersih memberantas minuman keras itu tepat? Kita lihat dulu sumber masalahnya. Apakah dengan memusnahkan minuman keras, kejahatan akan hilang? Belum tentu. Di lain pihak, saya melihat operasi ini mempunyai dampak baru. Sekarang yang kena kan masyarakat juga, pengusaha kecil yang menyalurkan minuman keras itu. Apakah Anda setuju, Operasi Bersih dalam prakteknya diwarnai penembakan? Tergantung kasusnya, apakah sengaja ditembak atau terpaksa lantaran penjahatnya memang melawan. Negara kita ini negara hukum, tidak bisa main tembak. Juga kita lihat dulu, apakah korban itu memang penjahat besar atau hanya maling kecil. Menurut Anda, Operasi Bersih ini akan menurunkan tingkat kriminalitas? Boleh dibilang begitu, terutama dengan dukungan pemberitaan media. Operasi ini akan meredam atau mengurangi kriminalitas. Tapi harus diwaspadai pula, maling-maling kecil ini belum tentu semuanya baca koran. Dia tidak tahu apa yang terjadi. Pokoknya, dia ada duit, dia kumpul, dia mabuk, ada korban lewat atau sasaran lewat, sikat! Ada sebagian penjahat bangga dengan kejahatannya, karena ditakuti. Komentar Anda? Boleh jadi, dia merasa sebagai laki-laki tulen. Tapi ini tentu saja pikiran bodoh. Kita layak bangga bila berprestasi dan menghindari perbuatan tidak terpuji. Apakah Anda melihat operasi ini merupakan bentuk petrus gaya baru? Satu bilang ini kira-kira petrus, satu bilang bukan. Kalau saya bilang, itu kan hanya istilah. Yang penting kan pekerjaannya hampir sama juga. Waktu zaman petrus, bagaimana perasaan Anda? Memang ada perasaan waswas, karena kita tidak tahu polanya bagaimana. Secara pribadi saya belum pernah terlibat dalam kasus-kasus kriminalitas, apalagi masuk penjara. Iya, kan? Ini belum ada! Kalau kehidupan malam, seperti di bar, minum, berteman dengan mereka, saya kira sih tidak ada salahnya. Tapi ketika itu saya khawatir ada yang bisa memanfaatkan situasi. Kalau saya tidak senang you, saya dor saja, asal saya ada peluru. Biar dianggap petrus. Bisa terjadi begitu, kan? Di mana Anda pada saat itu? Saya masuk tim SEA Games ke Singapura, lalu pulang ke Irian, dan kemudian balik lagi ke sini. Bukan karena ada masalah? Saya kira tidak! Menurut Anda, mana lebih terhormat, bandit atau koruptor? Dua-duanya sama-sama penjahat, tidak bisa dibilang mana yang lebih terhormat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum