Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Penjelasan Polri Soal Perekrutan Santri: Untuk Membuka Ruang Kesetaraan

Kapolri menganggap perekrutan polisi dari kalangan santri bermanfaat bagi kepolisian karena dasar pendidikan karakter di pondok pesantren yang kuat.

19 Februari 2025 | 07.19 WIB

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian RI Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko .
Perbesar
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian RI Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian RI Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan Polri telah membuka pendaftaran penerimaan anggota baru tahun anggaran 2025. Perekrutan ini termasuk secara proaktif merekrut para hafiz Al-Quran dan memberi kesempatan lebih luas kepada para santri.

"Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membuat sebuah kebijakan kesetaraan dalam perekrutan anggota Polri. Salah satu program prioritasnya adalah rekrutmen khusus hafiz Al-Quran dan santri,” kata Trunoyudo dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 18 Februari 2023. “Harapannya mereka yang lolos dalam jalur khusus ini memiliki karakter yang matang.”

Menurut Trunoyudo, Kapolri berharap ke depan akan banyak polisi yang tidak hanya memahami ilmu kepolisian, namun juga memiliki kematangan karakter dalam menjalankan tugas sehari-sehari. Trunoyudo melanjutkan, Kapolri menganggap perekrutan polisi dari kalangan santri bermanfaat bagi kepolisian karena dasar pendidikan karakter di pondok pesantren yang kuat. Sehingga, para santri diharapkan memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik. Karena tinggal di pondok bersama para santri lainnya, mereka juga memiliki kemampuan kerja sama, menghormati sesama, dan sanggup menghadapi tekanan.

"Para santri pondok pesantren terbiasa dengan disiplin yang ketat sehingga memiliki kemampuan untuk mengikuti perintah dan prosedur dengan baik,” katanya. “Santri pondok pesantren terbiasa dengan lingkungan yang sederhana dan terbatas, yang membuat mereka memiliki kemampuan untuk beradaptasi.”

Trunoyudo menjelaskan, selain memprioritaskan jalur santri, Polri terus melakukan pembenahan dan penguatan sistem perekrutan yang berintegritas. Menurut dia, sistem rekrutmen Polri juga telah memenuhi International Organization for Standardization ISO 9001:2015. Dalam melakukan perekrutan, Polri menekankan prinsip bersih, transparan, akuntabel, dan humanis (Betah). "Secara berkala Polri terus menjaga agar proses seleksi yang kami lakukan tetap memenuhi standar dan bahkan melebihi," tutur Trunoyudo.

Penjelasan Trunoyudo merupakan hak jawab kepolisian atas editorial Tempo pada Senin, 17 Februari 2025. Dalam editorial berjudul “Sesat Pikir Rekrutmen Polisi Santri” tersebut, Tempo mengkritik pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengenai alasan merekrut polisi berlatar belakang santri karena tahan godaan korupsi. Tempo berpendapat bahwa kepolisian semestinya mengutamakan kompetensi, bukan semata latar belakang. Selain itu, kepolisian perlu membenahi sistem dan budaya organisasi untuk mencabut akar masalahnya.

Dalam penjelasannya, Trunoyudo juga mengutip kembali pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang mengatakan rekrutmen polisi dari jalur santri masih menjadi salah satu program prioritas. Sebab, polisi yang memiliki latar belakang santri akan memiliki karakter yang matang.

"Tentunya rekrutmen jalur santri ini menjadi salah satu program prioritas di kepolisian, karena kita ingin punya polisi polisi yang tidak hanya paham tentang ilmu kepolisian, namun juga memiliki kematangan di dalam karakter kesehariannya," kata Sigit dalam Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Hotel Sultan, Jakarta, pada Rabu, 5 Februari 2025.

"Terima kasih, kami mendapatkan rekrutmen-rekrutmen baru, anggota-anggota Polri baru yang bisa kita tampilkan di masyarakat menjadi polisi polisi baik. Terima kasih kepada rekan-rekan NU dan pondok pesantren yang telah mendorong dan menjadi anggota Polri," ujar Sigit.

Adapun jumlah penerimaan siswa berlatar pendidikan pesantren dan hafiz Al-Quran dari 2021 hingga 2024 sebagai berikut:

  • 2021 sebanyak 84 orang (bintara 83 orang, tamtama 1 orang)
  • 2022 sebanyak 55 orang (bintara 50 orang, tamtama 5 orang)
  • 2023 sebanyak 74 orang (bintara 61 orang, tamtama 13 orang)
  • 2024 sebanyak 52 orang (Akpol 1 orang, bintara 49 orang, tamtama 2 orang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus