Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Metro Jakarta Utara mengatakan bahwa motif dari belasan anggota Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SPAMT) yang menjadi tersangka perampasan dua mobil tangki Pertamina adalah untuk menarik perhatian lebih dari pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin, 18 Maret kemarin, SPAMT kembali menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat dengan membajak dua mobil tangki Pertamina. "Motifnya ingin demo mereka mendapat perhatian dari pemerintah karena sudah dua tahun, para demotrans itu merasa tidak ada perubahan," kata Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Budhi Hendri Susianto saat dihubungi Selasa 19 Maret 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budhi mengatakan kejadian perampasan dua mobil tangki tersebut sudah direncanakan oleh sejumlah pihak untuk diangkut dalam unjuk rasa di depan Istana. Mulai dari waktu hingga target mobil tangki yang akan dirampas.
Saat ini, polisi telah menetapkan 18 tersangka yang terdiri dari dua orang selaku aktor intelektual, yaitu M dan NR. Sedangkan 16 tersangka lainnya merupakan eksekutor di lapangan yang melakukan perampasan mobil tangki Pertamina. Mereka adalah D, A, Af, DA, AW, TK, IF, N, TT, AL, AS, NS, Aan, SP, WL dan DN.
Dari seluruh tersangka itu, Budhi mengatakan pihaknya baru menahan dua tersangka, yaitu M dan AS. "Selebihnya masih dalam pengejaran," ujarnya. Namun polisi telah mengantongi identitas para tersangka.
Perampasan terjadi saat dua mobil tangki akan mengirim biosolar tujuan SPBU area Tangerang hendak memasuki pintu Tol Ancol. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang turun dari sebuah mobil sejenis pick up lalu mengambil alih kemudi sambil membentak-bentak sopir mobil tangki. Setelah itu, dua mobil tangki Pertamina dilarikan menuju depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Sementara itu, Dewan Pembina SPAMT Aris Wiyono membeberkan bahwa tujuan membawa mobil tangki Pertamina pada unjuk rasa tersebut untuk menarik perhatian presiden. "Iya, kawan kawan ini ingin aksi mereka dilihat presiden, karena sudah sering dijanjikan tidak ada perubahan," ujarnya saat dihubungi terpisah.
Selain itu, Aris membantah aksi SPAMT tersebut merupakan pembajakan atau perampasan, karena hal tersebut tidak masuk dalam perencanaan aksi. Apalagi, kata dia, dua mobil tangki Pertamina tersebut tidak hilang atau dirusak oleh massa. "Perlu saya tegaskan bahwa yang aksi kawan kawan SPAMT itu bukan pembajakan," ujarnya.