Perisai Penggarong

Di kota besar, polisi kerap menyita berbagai jenis senjata api dari tangan perampok. Di antaranya Beretta dan Sigsauer. Dua jenis senjata api yang besarnya tak lebih dari telapak tangan ini biasanya digunakan orang kaya untuk melindungi diri.

Di daerah konflik seperti di Aceh, perampok menggunakan M-16 dan AK-47. Dorlog–senjata api rakitan yang cara kerjanya mirip revolver–sering ditemukan di daerah seperti Palembang.

Beragamnya senjata yang digunakan perampok bisa dilihat dalam aksi perampok menjelang Idul Fitri September-Oktober 2006. Mulai dari revolver sampai FN, bahkan granat pun ada. Mereka memperoleh senjata ini dengan tiga cara. Membeli dari pasar gelap, meminjam dari aparat, atau hasil rampasan.

Nurlis E. Meuko (sumber: Polda Metro Jaya)

Granat Alat peledak ini diketahui dibawa perampok saat merampas uang Rp 2,8 miliar dalam mobil Toyota Kijang milik PT Armorindo di Cawang, Jakarta Timur, 8 Oktober 2006. Selain membawa granat, si perampok juga menggunakan pistol revolver.

Colt Polisi menyita pistol Colt 9 mm berikut 35 butir peluru dan sepucuk revolver serta 15 butir peluru dari tangan tujuh perampas mobil di Jalan Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 27 September 2006.

Revolver Polisi menduga perampok menggunakan senjata api revolver saat merampok satu kilogram emas dari toko emas Pasir Duta Bandara, Teluk Naga, Tangerang, 15 Oktober 2006.

FN Perampok menggunakan FN ketika merampas uang Rp 31 juta dari tangan Minan di Jalan Gedong Panjang, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat. Saat itu Minan baru keluar dari BCA cabang Jalan Bandengan Utara. Perampok menembaknya hingga tewas.