Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran Kepolisian Resor Kota Depok kembali menangkap tiga orang terkait dengan peristiwa penjarahan di toko pakaian Fernando oleh kawanan geng motor. Penangkapan terhadap Mutias Prasetya alias Bogel Dimas Cahyo alias Karto Renaldi Alfares alias Kribi itu dilakukan pada Rabu, 27 Desember 2017, di Jalan Rawamaya II, Beji.
“Iya, ada tiga orang yang diamankan dari geng Rawamaya Beji Rasta (RBR), yang merupakan aliansi dari geng motor Jepang yang ikut melakukan penjarahan,” kata Putu saat dihubungi Tempo, Kamis, 28 Desember 2017.
Menurut Putu, saat ini ketiganya masih dalam tahap pemeriksaan untuk mengetahui perannya dalam penjarahan toko pakaian Fernando. Berdasarkan keterangan tersangka lain, salah satunya merupakan ketua geng motor RBR. “Iya, MP alias B itu merupakan ketua geng RBR,” ucapnya. Baca: Ini Pengakuan Pentolan Geng Motor Jepang Soal Hobi Tenggak Miras
Sebelumnya, polisi menangkap anggota geng motor Jepang yang melakukan perampokan di Sukmajaya, Kota Depok. Ternyata aksi penjarahan toko pakaian Fernando itu juga dilakukan geng motor RBR dan Matador.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Ajun Komisaris Besar Didik Sugiarto, gabungan tiga geng motor itu yang menjarah toko pakaian Fernando pada Minggu dinihari lalu.
Nama geng Jepang berasal dari kata Jembatan Mampang (salah satu kelurahan di Kecamatan Pancoran Mas). Lalu, RBR singkatan dari Rawamaya Beji Rasta dan Matador adalah Manusia Tahan Dobrakan.
Dari hasil pemeriksaan polisi, mereka tidak hanya beraksi di toko Fernando, tapi juga di tempat lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami identifikasi ternyata ada aksi-aksi kejahatan lain, baik itu kejahatan dengan kekerasan, pencurian kekerasan, maupun pemerasan,” ujar Didik di Polresta Depok pada Selasa, 26 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Didik, sekurang-kurangnya polisi sudah mendapatkan lima laporan kejahatan yang masuk. Penyidik terus mengidentifikasi. Diharapkan, dalam tenggat waktu yang tidak lama, tutur Didik, polisi dapat menangkap pelaku lain.
Pada setiap aksinya, kawanan geng motor itu setia menggunakan senjata tajam yang digunakan untuk mengancam dan menakut-nakuti korban. Sampai saat ini, belum ada laporan dari korban, tapi potensi adanya kekerasan sangat besar.