Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Polisi Sebut Keluarga Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Menolak Otopsi

Kepolisian Resor Maros mengatakan keluarga Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong meminta jenazah segera dibawa pulang.

11 Juni 2021 | 18.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong di ruang kerjanya. ANTARA/HO-Dok. Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Makassar - Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong meninggal di pesawat Lion Air JT 740 dalam perjalanan dari Bali menuju Makassar, Rabu 9 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepolisian Resor Maros menawarkan kepada keluarga untuk autopsi, namun ditolak. "Sudah kami bilang (autopsi), tapi tetap mau bawa pulang,” kata Kepala Kepolisian Resor Maros, Ajun Komisaris Besar Musa Hengky Pandapotan Tampubolon kepada Tempo, Jumat, 11 Juni 2021.

Ia mengatakan pihak keluarga menolak autopsi lantaran lebih memilih langsung memulangkan jenazah ke Manado, Sulawesi Utara.

Pelaksana tugas Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar, dokter Muhammad Haskar Hasan mengatakan saat mendapat laporan soal penumpang yang meninggal di atas pesawat, petugas langsung pergi mengecek. "Ternyata sudah meninggal," kata Muhammad Haskar kepada Tempo, Jumat 11 Juni 2021.

Selanjutnya, dokter Nurlailah yang menanganinya menyerahkan ke ajudan Wakil Bupati Sangihe, Herman Kontu. Karena bukan urusan KKP lagi saat penumpang telah meninggal. "Jadi, ajudannya yang menyiapkan ambulan, di bawa ke rumah sakit itu kami tidal tahu," ucap dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Soal darah yang diduga keluar dari mulutnya, Haskar tak ingin berspekulasi. Menurut dia, banyak penyebab darah keluar dari mulut seseorang. Misalnya orang sakit jantung, TBC (Tuberkulosis), dan sakit lambung. Apalagi, kata dia, jika pembuluh darahnya pecah akibat tekanan darah tinggi.

"Pemeriksaan dokter kemarin waktu saya bicara, kalau mau ditahu penyebab kematiannya harus diautopsi,” kata Haskar. Akan tetapi itu bisa dilakukan setelah ada permintaan dari keluarga Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong.

 

Syailendra Persada

Syailendra Persada

Lelaki asal Tegal ini menjadi wartawan Tempo sejak 2011 setelah lulus dari Jurusan Sastra Inggris Universitas Diponegoro. Sebelum menjadi pengelola kanal Nasional di Tempo.co, ia berkecimpung di Desk Hukum majalah Tempo. Memimpin sejumlah proyek liputan interaktif di Tempo.co, salah satunya "Kisah di Balik Terali Besi” yang menceritakan penyiksaan tahanan oleh aparat. Liputan ini hasil kolaborasi dengan International Center for Journalists.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus