Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Polri Cari Satu Alat Bukti Lagi untuk Jerat Akun @Opposite6890

Pemilik akun @Opposite6890 dianggap menyebarkan propaganda di media sosial.

12 Maret 2019 | 07.45 WIB

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat menggelar konferensi pers insiden penembakan Sulawesi Tengah, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin, 31 Desember 2018 (Andita Rahma)
Perbesar
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat menggelar konferensi pers insiden penembakan Sulawesi Tengah, di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Senin, 31 Desember 2018 (Andita Rahma)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polri masih mencari satu alat bukti tambahan untuk menjerat pemilik akun @Opposite6890 di Twitter dan Instagram. Pemilik akun ini menuding Polri membentuk tim buzzer untuk memenangkan pasangan calon Jokowi - Ma'ruf di Pilpres 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Sebenarnya ada ribuan alat bukti di dunia maya itu, tapi kadang dihitungnya cuma satu alat bukti. Jadi harus dilengkapi dengan alat bukti yang lain. Kita masih mencari satu alat bukti lagi," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, pada Senin, 11 Maret 2019.

Dedi mengaku pihaknya telah mengantongi identitas pemilik akun @Opposite6890. Pencarian tambahan satu alat bukti ini dilakukan untuk membawa pemilik akun ke proses hukum karena dianggap telah menyebarkan propaganda di media sosial.

Menurut Dedi, untuk menjerat pelaku, penyidik membutuhkan dua alat bukti yang cukup, sehingga pelaku bisa segera ditetapkan sebagai tersangka. Sebab, seluruh alat bukti yang beredar di media sosial, hanya bisa dihitung satu alat bukti.

Sebelumnya, akun tersebut menayangkan video yang mengungkap keterlibatan Polri dalam memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. 

Dalam video tersebut, Polri disebut-sebut membentuk tim buzzer yang terdiri dari 100 orang pada setiap polres di seluruh Indonesia. Polri juga disebut membuat gerakan secara terorganisir di tingkat polres hingga Mabes Polri.

Ratusan orang itu saling mengikuti dk Twitter, Facebook, dan Instagram yang berinduk pada satu akun utama yakni @alumnishambar.

Akun Instagram @Alumnisambhar hanya mengikuti satu akun yaitu akun resmi Presiden Joko Widodo dan diikuti ribuan akun yang diduga merupakan akun buzzer dari setiap Polres. Sejak terungkap, akun media sosial @Alumnisambhar mendadak hilang dan muncul kembali dengan sedikit pengikuti dan tidak mengikuti akun Instagram Joko Widodo lagi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus