Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Medan - Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara menyebut pasien gagal ginjal akut pada anak yang mereka tangani memiliki gejala yang sama. Umumnya pasien anak datang dengan kondisi demam, batuk, muntah dan diare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
" Pasien anak gagal ginjal akut juga datang dengan kondisi produksi urine yang sedikit." kata Juru Bicara RS Adam Malik Rosario Dorothy Simanjuntak kepada Tempo, Kamis 27 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produksi urine pasien, sambung Rosario, meningkat dengan signifikan atau sangat cepat setelah mendapat penanganan, pemeriksaan dan obat - obatan.
"Kondisi pasien anak gagal ginjal akut cepat sekali berubah. Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan tata laksana penanganan pasien anak gagal ginjal akut." ujar Rosario.
Jumlah pasien di RS Adam Malik
Hingga saat ini, ujar Rosario stok obat untuk pasien anak gagal ginjal akut masih mencukupi. RS Adam Malik merupakan salah satu rumah sakit yang telah mendapatkan pasokan obat Fomepizole dari Kementerian Kesehatan. Obat yang dianggap ampuh menangani gagal ginjal akut pada anak tersebut didatangkan dari Singapura dan Australia.
Adapun jumlah pasien yang dirawat RS Adam Malik saat ini untuk kasus gagal ginjal akut yakni 10 pasien dengan rincian 7 pasien meninggal dunia, 1 pasien pulang dengan berobat jalan dan 2 pasien sedang dirawat.
"Adapun hasil pemeriksaan sampel urine masih dalam pemeriksaan di Laboratorium Forensik Mabes Polri." tutur Rosario.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) mencatat 11 anak menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita gagal ginjal akut misterius. Dari jumlah itu, 7 pasien di antaranya meninggal dunia. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumut dokter Syarifah Zakia menerima laporan kasus gagal ginjal pada anak pertama kali pada 17 Oktober 2022.
"Balita di Sumut yang mengalami gagal ginjal akut berasal dari Kota Medan, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Mandailing Natal dan Kota Binjai." kata Syarifah kepada Tempo.
Spesimen urine pasien diperiksa di Labfor Mabes Polri
Dinkes Sumut, sambung Syarifah, sudah mengirimkan spesimen urine ke Laboratorium Forensik Mabes Polri.
"Tujuannya untuk menggali penyebab kematian balita dengan kondisi gagal ginjal akut." ujarnya
Sebelum divonis mengalami gagal ginjal akut, ujar Syarifah, para pasien mengalami demam, diare dan batuk. "Dari penjelasan orang tua balita kepada kami, anak mereka mengkonsumsi obat demam yang dibeli tanpa resep dokter." kata Syarifah.
NamunSyarifah enggan menyebut merek obat yang diduga menjadi pemicu gagal ginjal pada balita.
"Kami menunggu hasil spesimen keluar." kata dia.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan kasus gagal ginjal akut belakangan ini disebabkan oleh konsumsi obat sirup yang mengandung Etilen Glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) melebihi batas aman. Kemenkes pun telah menarik izin lebih dari 1.100 obat sirup. Badan Pengawasa Obat dan Makanan (BPOM) sejauh ini telah menidentifikasi lima obat sirup yang mengandung bahan berbahaya tersebut dan 155 obat yang disebut aman untuk dikonsumsi.