Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bangkalan- Saat penyidik KPK menggeledah ruang kerjanya di lantai II Kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Wakil Bupati Bangkalan Mohni mengaku berada di ruangan lain bersama Sekda Taufan Zairinsyah.
Saat itu, dia dan Taufan harus mengikuti video teleconferensi dengan Kementerian Dalam Negeri. Sehingga dia mengaku tidak tahu apa saja yang dibawa para penyidik dari ruangannya. "Saya tidak tahu apa yang dibawa (penyidik), kan tak boleh ikut (hadir)," Kata Mohni didampingi Taufan, Senin, 24 Oktober 2022.
Selain ruangan wabup dan sekda, penyidik juga menggeledah ruang kerja Bupati Bangkalan R. Abdul Latief Amin. Penggeledahan dengan penjagaan ketat oleh polisi bersenjata itu berlangsung selama 4 jam. Dari Pukul 10.00 sampai 13.00 wib. Ada tiga koper yang dibawa penyidik.
Selesai penggeledahan, Mohni dan Taufan nampak ikut turun ke lobi untuk mengantarkan para penyidik pergi. Adapun Bupati R. Abdul Latif Amin, saat penggeledahan berlangsung, nampak beraktivitas seperti biasa.
Senin pagi, dia masih memimpin upacara bendera memperingati hari jadi Kabupaten Bangkalan ke 491. Kemudian berziarah ke Makam Agung di Kecamatan Arosbaya yaitu ke makam Raja Bangkalan Raden Pratanu dan Raden Pragalba.
Setelahnya, Abdul Latif masih mendampingi sejumlah anggota Komisi V DPR mengunjungi lokasi bekas Pelabuhan Tanjung Bulupandan di Desa Tolbuk, Kecamatan Klampis. Pemerintah berencana menghidupkan kembali pelabuhan peninggalan Hindia Belanda ini, untuk membantu pelabuhan peti kemas Tanjung Perak Surabaya yang sudah overload.
Belum diketahui pasti penggeledahan itu terkait perkara apa. Juli lalu, sejumlah kepala dinas sempat diperiksa KPK terkait dugaan suap assesment pengisian jabatan di lingkup Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini