Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Si Pantai Botol Dengan Anaknya Si Pantai Botol Dengan Anaknya

Saemah, 17, diperkosa ayah kandungnya di kampung Bagelen, Tebing tinggi, Sumatera Utara. Ayah tukang kaleng dan ahli reparasi jam ini pemabuk dan melalaikan langganan. Punya anak sembilan orang.

4 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

APA saja dapat dilakukan oleh seorang yang sedang mabuk. Bahkan seorang ayah, OAL (46), penduduk Tebing Tinggi di Sumatera Utara, dalam keadaan mabuk awal bulan lalu telah mengorbankan anak kandungnya sendiri. Bapak ini, yang sekarang berada dalam tahanan polisi, diduga telah menodai kesucian anak perawannya sendiri. Dan pemabuk lain, dua orang kakek dari Minahasa, telah dikabarkan saling bunuh-membunuh. Dalam peristiwa berdarah itu yang jadi korban juga seseorang yang tak berdosa. Pemuda Manado, Yulius, yang menengahi peristiwa baku tusuk, akhir April lalu, terpaksa berurusan dengan polisi. Ia, dituduh ikut membunuh salah seorang kakek pemabuk (TEMPO, 28 Mei). OAL sebenarnya bisa hidup lebih baik. Ia cekatan. Sebagai tukang kaleng dan ahli mereparasi jam, sebenarnya, ia banyak punya langganan. Tapi beberapa tahun ini langganannya kabur semua. Karena OAL terlalu sering melalaikan tugasnya. Ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan. Ia lalu dijuluki orang si pantat-botol. Anak-anaknya jadi terlantar sekolahnya. Isterinya, Aisyah, yang sudah melahirkan anak OAL sampai 9 orang sudah putus asa melihat sikap suaminya. Rumahnya tinggal sepetak gubuk papan sabun yang beratap seng dan menumpang di tanah milik Mandor Sardi di kampung Bagelen. Kendati keadaan keluarganya sudah semakin payah, OAL malah semakin gila alkohol. Setiap petang ia meninggalkan rumah menuju Tebing Tinggi, 3 km dari Bagelen, dan kembali selalu tengah malam dalam keadaan mabuk. Penghasilannya, yang makin hari makin susut itu, dihabiskannya untuk mabuk. Tinggal isterinya yang harus berusaha menghidupi seluruh keluarga. Untung 4 orang anaknya sudah berkeluarga dan hidup sendiri. Kaukah Itu Bang? Seperti biasa, 3 Mei malam lalu, OAL pulang dari kota dalam keadaan mabuk total. Sampai di rumah, juga seperti biasa kalau ia mabuk, ia marah-marah tak keruan. Anak gadisnya, Saemah (17), diperintahkannya menyeduh kopi. Dengan pakaian tidur yang compang-camping anak gadis ini melayani ayahnya. Melihat tubuh anaknya yang cuma dibungkus kain sobek di sana sini, ayah yang mabuk ini rupanya menyimpan fikiran jelek. "Saya jadi syur, pak", begitu pengakuan OAL kemudian kepada polisi. Selesai membuat kopi, Saemah masuk ke kamar tidur kembali. Sejam kemudian, begitu seperti diakui OAL sendiri kepada polisi, ayah ini menyusul ke tempat tidur anaknya. Lampu sentir ditiup padam. Lalu ia pun segera menggerayangi tubuh anak gadisnya. Saemah terbangun kaget: "Mak . . . tolong!" Maknya, Aisyah, terbangun dari tidur dan berusaha mengetahui apa yang sedang menimpa anaknya. Ibu ini mengindap-indap menuju kamar anaknya. Lalu ia dapat menyaksikan pergumulan dalam gelap. Ia juga mendengar suara ancaman yang ditujukan kepada anaknya: "Jangan ribut. Nanti kubacok sama parang". Si ibu tahu jelas itu suara suaminya. Itulah yang membuatnya lebih kaget lagi. Ia cuma bisa berteriak: "Bang, kaukah itu?" Tapi si abang lebih mengeraskan ancamannya: "Siapa saja yang dekat ke mari, saya bunuh!" Jeritan Saemah sendiri agaknya, sudah tak terdengar oleh kuping ayah yang mabuk ini. Terjadilah peristiwa seram antara ayah dengan anak gadisnya yang disaksikan ibu perawan itu sendiri. Selesai melampiaskan hasrat terkutuk itu, OAL masuk tidur dengan tenangnya - seperti tak pernah berbuat sesuatu yang berakibat buruk atas anak gadisnya sendiri. Tinggal ibu dan anaknya saling bertangisan. Tapi malam itu juga kedua anak beranak ini bertindak: mereka membuat pengaduan ke rumah lurah. Keesokan harinya OAL, yang masih nyenyak tidur, digusur ke kantor polisi. Di tengah jalan, dalam perjalanan ke kantor polisi itu, ia bertemu dengan isterinya: "Apa yang telah engkau perbuat ini, Aisyah? Apa salahku?" Si isteri dengan geram menyahut: "Engkau sendiri tentu mengerti apa perbuatanmu". Memang begitu. Dan sulit bagi OAL untuk menghindar dari tuduhan. Apalagi, menurut sumber TEMPO, hasil pemeriksaan rumah sakit terhadap Saemah akan menjadi bukti penuntutan terhadap OAL kelak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus