Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kendaraan bermotor curian yang ditampung atau ditadah di gudang TNI Angkatan Darat di Sidoarjo, Jawa Timur, dijual ke Timor Leste. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wira Satya Triputra menuturkan, sindikat pelaku curanmor ini awalnya membeli kendaraan yang diincar dari perusahaan leasing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepeda motor dibeli seharga Rp 8-10 juta per unit. Lalu dijual kembali antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per unit ke Timor Leste. Untuk mobil, harga belinya Rp 60-120 juta per unit. "Kemudian dijual kembali di Timor Leste dengan estimasi harga antara Rp 100 sampai 200 juta per unit," ujar Wira saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Rabu, 10 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga penjualan kembali, dia menambahkan, tergantung merek dan jenis kendaraan. Pelaku yang terlibat dalam jual beli itu adalah tersangka Eko Irianto dan seorang lagi yang hanya diinisialkan sebagai M. Keduanya warga sipil.
Wira Satya menyebut pelaku juga membeli dari orang-orang yang menjual kendaraan itu kepada mereka. Karenanya, para tersangka turut berperan sebagai penadah hasil curian.
Kendaraan seluruhnya berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. "Kendaraan tersebut rata-rata tidak dilengkapi dengan STNK maupun BPKB sebagai identitas ketika dibeli ataupun ditampung oleh para pelaku," katanya.
Sejumlah kendaraan bermotor yang menjadi barang bukti kasus penadahan di gudang milik TNI AD di Sidoarjo, Jawa Timur, diperlihatkan di Polda Metro Jaya, Rabu 10 Januari 2024. ANTARA/Ilham Kausar
Menurut Wira, dua warga sipil itu melibatkan tiga anggota TNI Angkatan Darat. Gudang Pengembalian Akhir Pusat Zeni TNI AD (Gudbalkir Puziad) di Jalan Buduran 8, Kabupaten Sidoarjo, jadi lokasi penampungan sebelum pengapalan ke Timor Leste.
Dari gudang itu polisi menyita 46 unit mobil dan 214 unit sepeda motor berbagai merek dan jenis. Semua kendaraan itu akan dikirim dengan kapal melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Dili Port, Timor Leste.
Wira Satya menyebut sindikasi curanmor ini sudah beroperasi sejak 2022. Keuntungan per bulan sekitar Rp 400 juta. "Per tahunnya bisa mencapai angka Rp 3-4 miliar," ucapnya.