Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Laode Muhammad Syarif tak terlampau menyoalkan insiden bom molotov yang terjadi di rumahnya pada Rabu dinihari, 9 Januari 2019. Menurut Laode, kejadian ini adalah bagian dari risiko pekerjaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Enggak apa-apa. Biasa itu, bagian dari pekerjaan," kata Laode saat ditemui di rumahnya, Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, Senin malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laode yang tiba pukul 19.59 WIB tampak tenang saat keluar dari mobil putih. Ia bahkan tersenyum kala menjumpai wartawan yang menyambangi kediamannya.
Ia pun lantas mengatakan kasus ini sudah ditangani polisi. Tadi pagi, aparat pun sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi bom tersebut terjadi. Adapun bom dilempar oleh orang tak dikenal di dekat garasi rumah Laode.
Insiden itu, menurut rekaman pengintai, terjadi pada pukul 00.55 WIB. Laode tak mendengar ada bom molotov yang dilempar hingga mengenai tembok dekat garasinya. Ia baru menyadari ada bom itu pagi tadi selepas subuh. "Pas saya bangun, kebetulan salah satu bom molotovnya itu posisinya berdiri ketika dilempar," kata Laode menerangkan posisi bom yang sempat ia lihat.
Menurut Laode, ada dua bom yang dilempar pelaku ke arah rumahnya. Salah satunya telah pecah dan satu lainnya masih utuh. Bom yang utuh itu berada dalam posisi menyala.
Laode mengatakan telah menyerahkan kasus ini sepenuhnya ke polisi. Ia berharap polisi dapat segera mengungkap pelaku dan motifnya.
Setelah ada kejadian ini, Kepolisian Resor Jakarta Selatan memperketat patroli keamanan di rumah pimpinan KPK itu. Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar mengatakan personelnya telah diterjunkan untuk memantau situasi di sekitar rumah Laode. "Kami pantau dengan personel berpakaian preman," kata dia.