Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Teka-teki Penculikan Juragan Tekstil

Song siang kwang, dirut pt sari busana riatex di- culik, sepulang main tenis di lapangan tenis tri lomba juang, semarang. motifnya belum jelas. didu- ga pelakunya 4 orang dan bersenjata api.

17 Agustus 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Song Siang Kwang korban penculikan bersenjata api. Motifnya belum jelas. Penculikannya dipersiapkan rapi. ADEGAN penculikan itu bagai film action. Dalam tiga mobil di pinggir jalan Lapangan Tenis Tri Lomba Juang, Semarang, para penumpangnya menunggu. Tidak lama, sebuah mobil Mazda Capella abu-abu metalik yang ditumpangi Song Siang Kwang dengan pengemudi Sugito keluar dari gerbang gelanggang olahraga itu. Tiga mobil tadi, satu Suzuki Carry, dan dua mobil pikap yang mengintip, kemudian bergerak menguntit. Salah satu mobil pikap menyalip Mazda juragan tekstil itu, sambil membuat gerakan zigzag. Mendadak mobil yang melaju liar ini menghadang Mazda. Pengemudi Sugito lalu berusaha banting stir, balik arah. Namun, para pemburu tersebut terus mengejar Mazda. Di depan STM IV di Jalan Pandanaran II, salah satu mobil pengejar menyalip, kemudian memotong di depan Mazda. Dua mobil pikap lain, dari arah belakang, mengurung mobil pengusaha itu. Dalam posisi terjepit Sugito terpaksa mengendurkan pedal gas mobil. Tiga lelaki kekar, salah seorang di antaranya berambut model cepak, keluar dari Suzuki, lalu ia membuka pintu Mazda dengan kasar. Seorang penghadang lain menodongkan pistol pada Sugito, kemudian menyeret sopir itu keluar, dan memukulnya hingga jatuh tersungkur. Kemudi Sugito segera ia ambil alih. Sementara itu, dua penyergap lain masuk lewat pintu samping kiri dan kanan Mazda. Akibatnya, Song Siang Kwang yang duduk di jok belakang terjepit tak berkutik. Kemudian Direktur Utama PT Sari Busana Riatex itu mereka bawa kabur, menghilang entah ke mana. Pengawal Song Siang yang mengendarai Vespa berusaha menyelamatkan majikannya. Upaya penguntitan itu tidak lama. Ia terempas di jalan, setelah kendaraannya diseruduk mobil si penculik. Penculikan dan perampasan mobil yang terjadi Kamis malam pekan silam itu berlangsung cepat. Diduga pelakunya empat orang. Yang mengherankan, gerak cepat penculik bahkan tak mengundang kecurigaan orang lewat. Padahal, lalu-lalang manusia di tempat kejadian di tengah Semarang itu cukup ramai. Pada hari naas itu, bos perusahaan tekstil yang cukup besar di Jawa Tengah itu bermaksud pulang, setelah main tenis di tempat tadi. Ketika penculikan dirinya, lelaki berusia 60 tahun itu mengenakan celana pendek dan berkaus. Hingga kini nasib Song Siang Kwang belum jelas. "Kami akan melakukan pengusutan sampai tuntas. Penculikan model begini baru pertama terjadi di Semarang," kata Mayor Oka Jayakusuma, Kadispen Polda Jawa Tengah. Pelaku penculikannya juga masih gelap. Tim khusus reserse Polda Jawa Tengah bersama Poltabes Semarang menduga penculikan yang menimpa pengusaha tekstil itu direncanakan secara matang. Motif penculikan memang dalam teka-teki. Padahal, perusahaan yang dipimpin Song Siang Kwang kini sedang bersengketa dengan PT Aditya Matra Leasing, Jakarta. Perusahaan leasing di Jakarta itu menggugat Rp 2,7 milyar perusahaan Song Siang. Ini gara-gara perusahaan tekstil milik Song Siang, katanya, tidak mampu memenuhi kewajibannya membayar sewa peralatan yang diberikan perusahaan tersebut. Saat ini, perkaranya sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Semarang. Menurut pengacara PT Aditya Matra Leasing, Saksono Yudiantoro, pabrik tekstil Song Siang sekarang sedang mengalami kesulitan keuangan. Kabarnya, hasil produksinya seret di pasaran. Akhirnya lima bulan lalu, pabrik tekstil itu mem-PHK-kan 42 karyawannya. Kasus pemutusan hubungan kerja itu menyulut aksi protes. Para karyawan yang tidak menerima kebijaksanaan itu mendatangi DPRD dan Kantor SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) Cabang Jawa Tengah. Mereka minta agar nasibnya diperhatikan. Pihak polisi agaknya belum berani menyimpulkan kejadian PHK (pemutusan hubungan kerja) itu sebagai alasan penculikan. Menurut sumber TEMPO, kabarnya, Song Siang sedang dililit utang pada seorang pengusaha di Semarang. Adakah penculikan memang berkait dengan kasus utang-piutang? "Saya tidak tahu pasti. Dugaan saya, penculikan itu berkaitan dengan persaingan bisnis," kata Hindra Wijaya, pengacara Song Siang. Sedangkan kesulitan keuangan itu dibantah pihak keluarga Song Siang. "Ia memang punya pinjaman, tapi sanggup membayarnya," tambah Hindra. Sebenarnya, pihak keluarga Song Siang, menurut Hindra Wijaya, sudah mencium gelagat kurang baik itu. "Tiga hari sebelum penculikan, rumah anak Song di Jakarta didatangi beberapa tamu tak dikenal. Tapi mereka tidak pernah bertemu," katanya. Setelah peristiwa di Jakarta itu, anak Song menghubungi orangtuanya di Semarang. Bahkan, salah seorang anaknya mengingatkan Song agar dalam waktu dekat ini tak pergi, atau keluar rumah. Rumah korban di Jalan Diponegoro, Semarang, hingga Sabtu pekan silam, dijaga petugas keamanan. Enam jam usai penculikan, katanya, keluarga korban diteror terus lewat telepon. Telepon berdering mulai dari pukul satu malam sampai siang hari. Ketika gagang telepon diangkat, tidak ada suara sahutan. Kalaupun ada, kata Hindra, yang muncul ancaman. "Mana Song Siang, kamu harus segera bayar utang-utangmu," ucap Hindra. Song Siang Kwang termasuk pengusaha sukses di Semarang. Bapak lima anak itu, selain pemilik pabrik tekstil yang mempekerjakan sekitar 1.500 karyawan, juga punya usaha fitness centre dan dua toko emas di kota itu. Tampaknya, upaya mencari Song Siang Kwang dan jejak penculiknya masih merupakan pekerjaan rumah yang ruwet bagi polisi. Hingga kini belum ada aba-aba di mana pengusaha itu disimpan. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Heddy Lugito (Semarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus