Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menyambangi lokasi kebakaran di Glodok Plaza, Jakarta Barat. Kepada Bidang DVI Biro Kedokteran Polisi Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri Komisaris Besar Ahmad Fauzi mengatakan tujuan mereka datang ke Glodok Plaza untuk memastikan dan melihat secara langsung kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) agar proses evakuasi dari mulai fase pertama hingga fase kelima berjalan sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fase pertama yaitu bagaimana penanganan di TKP. “Kami kan juga harus tahu fase-fase ini agar berjalan dengan baik. Jangan sampai pelaksanaan di TKP kurang baik, nanti berdampak ke proses selanjutnya,” kata Ahmad Fauzi kepada awak media di lokasi kejadian pada Senin, 20 September 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fauzi menuturkan seluruh pengumpulan barang bukti berupa potongan jenazah, potongan tubuh, serta barang-barang yang ditemukan di TKP akan mempengaruhi proses selanjutnya jika tidak diikuti dengan pengumpulan yang benar. “Nah kami di sini melakukan penilaian, melihat, dan ketika diperlukan sebagai asistensi pelaksanaan pengumpulan barang bukti,” ucap dia.
Fauzi juga memastikan setiap orang yang melakukan evakuasi langsung ke lokasi kebakaran agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). “Minimal menggunakan helm, sarung tangan, masker ya,” tuturnya.
Kapolsek Taman Sari Ajun Komisaris Besar Polisi Riyanto mengatakan progres hari ini di Glodok Plaza yakni melakukan penyisiran lantai delapan agar bisa membuka akses ke lantai sembilan yang diduga menjadi titik sumber asap. “Jadi kami berdasarkan saksi yang pertama kali melihat asap itu dari lantai sembilan,” kata Kapolsek Metro Taman Sari Ajun Komisaris Besar Polisi Riyanto, Senin, 20 Januari 2025.
Titik asap di lantai sembilan yang dilihat oleh saksi awal, kata Riyanto, merupakan ruang kosong lalu digunakan sebagai gudang untuk tempat penyimpanan. “Jadi akses itu masih tertutup sama besi-besi, atap, dan plafon,” ucapnya.