Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Thailand Disebut Operasi Besar-besaran Tangkap Escobar Indonesia Fredy Pratama setelah Chaowalit Thongduang Dideportasi

"Perdana Menteri, Kepala Kepolisian dan Kepala Kehakiman berjanji kepada saya untuk melakukan operasi besar-besaran menangkap Fredy Pratama."

5 Juni 2024 | 11.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto Kadiv Hubinter Irjen Pol Khrisna Murti memberikan keterangan saat rilis pengungkapan perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan internasional Indonesia-Kamboja berupa penjualan organ tubuh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023. Dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan 12 orang tersangka lintas profesi dengan barang bukti sebanyak 18 kartu ATM beserta buku tabungan, 16 paspor, uang tunai senilai Rp 950 juta, dan 15 buah handphone, dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 122 orang. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Pasca-Imigrasi mendeportasi Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node yang mengganti namanya dengan Sulaiman ke Thailand, Kepolisian Thailand menjanjikan menangkap buron narkotika Indonesia Fredy Pratama yang dikenal dengan sebutan Escobar Indonesia. Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Krishna Murti menyatakan pihaknya dijanjikan oleh Pemerintah Thailand untuk menangkap buron-buron Pemerintah Indonesia yang sembunyi di luar negeri termasuk Fredy Pratama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Perdana Menteri, Kepala Kepolisian dan Kepala Kehakiman (Thailand) berjanji kepada saya untuk melakukan operasi besar-besaran menangkap buronan kita (Fredy Pratama) di luar negeri, itu bagian dari komitmen kami. Mohon doanya karena buronan ini memiliki jaringan kuat juga di Indonesia," kata Krishna Murti dalam jumpa pers sebelum pendeportasian Chaowalit Thongduang di Saphire Precious Terminal  I VIP Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa, 4 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Krishna Murti menyebut 10 personel anggota Polri yang mengawal Chaowalit juga tetap berada di Thailand. Mereka akan ikut dalam operasi bersama Kepolisian Thailand memburu Fredy Pratama.

Polri meminta Royal Thai Police segera menangkap gembong narkoba Fredy Pratama. Adapun buron nomor satu Thailand Chaowalit Thongduang dideportasi ke negaranya dengan Private Jet  MJTS  dengan kode  pada ekor pesawat HS-TKS pada pukul 15.15 WIB. Pemalsu nama Sulaiman  itu ditendang  keluar Indonesia  dengan instrumen  pelanggaran keimigrasian.

Rekam Jejak Chaowalit Thongduang

Chaowalit pernah membunuh polisi hingga menembak anggota kehakiman. Krihsna Murti menjelaskan Chaowalit Thongduang sebenarnya sudah ditangkap di Thailand. Namun, dia melarikan diri dari lapas dan selama tujuh bulan berada di Indonesia. Chaowalit menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di Thailand.

Chaowalit merupakan bandar narkoba jaringan internasional di Myanmar, Thailand, dan Australia. Dia sempat dipenjara atas tindak pidana narkoba dan upaya pembunuhan terhadap seorang hakim. Tetapi dia kabur saat dirawat di rumah sakit pada 22 Oktober 2023 dengan bantuan beberapa rekannya. Saat kabur, dia juga menembak anggota kepolisian Thailand hingga tewas.

Berdasarkan hasil penyidikan, Chaowalit masuk Indonesia melalui jalur laut dengan menumpang kapal cepat yang berlayar selama 17 jam dari Thailand ke Aceh pada 8 Desember 2023. Diduga Chaowalit memiliki kaki tangan yang membantu pelariannya, mulai kabur dari penjara hingga mempersiapkan semua kebutuhannya saat berada di Indonesia. Polri menangkap Chaowalit Thongduang di Apartemen Kembar, Bali, pada Kamis, 30 Mei 2024.

Fredy Pratama Sembunyi di Hutan Perbatasan Thailand-Myanmar

Fredy Pratama merupakan bandar narkoba kelas kakap asal Indonesia. Bareskrim Polri menyatakan Fredy masih bersembunyi di hutan-hutan di perbatasan antara Thailand dan Myanmar.

Fredy Pratama, laki-laki kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu disebut sebagai bandar narkoba terbesar di Asia Tenggara. Nilai transaksi narkotika jaringan itu mencapai Rp 51 triliun. 

Nama Fredy Pratama mencuat sebagai pentolan gembong narkotika dan obat-obatan terlarang pada 2023. Untuk menggambarkan besarnya operasi perburuan Fredy, polisi bahkan menyebutnya sebagai operasi Escobar. Escobar merujuk pada Pablo Escobar, bos narkotika paling terkenal di Kolombia. 

Banyak relasi di bawahnya telah diciduk oleh polisi. Seperti Tri Wahyu, kakak kelas Fredy semasa duduk di Sekolah Menengah Atas. Sebelumnya, Polri juga telah menangkap tiga Warga Negara Indonesia di Thailand, September 2023. Mereka diduga anak buah dari Fredy.

Pelarian Fredy Pratama ke Thailand ini tidak lepas dari istrinya yang merupakan warga negara sana. Ayah mertua Fredy juga diketahui sebagai kartel narkoba di Negeri Gajah Putih itu.

Ayu Cipta

Ayu Cipta

Bergabung dengan Tempo sejak 2001, Ayu Cipta bertugas di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Lulusan Sastra Indonesia dari Universitas Diponegoro ini juga menulis dan mementaskan pembacaan puisi. Sejumlah puisinya dibukukan dalam antologi bersama penyair Indonesia "Puisi Menolak Korupsi" dan "Peradaban Baru Corona 99 Puisi Wartawan Penyair Indonesia".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus