Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Brebes - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyatakan belum ada ancaman terorisme menjelang Perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2017. Pihaknya belum mendapatkan laporan terkait rencana serangan teror. “Sampai hari ini belum ada informasi rencana serangan teror,” kata Kapolri, di Brebes, Kamis, 21 Desember 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati begitu, menurut dia, kepolisian tetap akan bersiaga di tempat-tempat ibadah untuk mencegah terjadinya aksi teror. Dia tidak akan menganggap enteng ancaman terorisme. “Kami tidak ingin underestimate, menganggap remeh. Jangan sampai ada lagi kejadian tahun lalu serangan teror di Gereja Kepunton Solo dan beberapa daerah lainnya,” kata Tito.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski menyatakan tidak ada ancaman teror, Tito mengatakan kepolisian telah melakukan operasi preemtif atau upaya penanggulangan dengan mengamankan 20 orang dari berbagai daerah. Di Malaysia, Polri menangkap lima orang. Namun, Kapolri tak menyebut nama-nama terduga teroris yang ditangkap dan kapan penangkapannya. “Kemungkinan ini akan terus berlanjut,” ungkapnya.
Upaya penangkapan itu, kata Tito, sengaja tidak ditunjukkan ke masyarakat lantaran tak ingin membikin resah publik. Pihaknya berjanji akan menjaga perayaan Natal dengan maksimal, agar tidak terjadi serangan teror. Sehingga masyarakat bisa menjalankan ibadahnya dengan aman dan nyaman jauh dari ancaman terorisme. “Pengamanan tempat ibadah akan melibatkan warga dan ormas Islam.”
Kepolisian juga meminta kepada kelompok masyarakat untuk tidak melakukan sweeping atau upaya paksa. Jika hal itu terjadi, maka kepolisian tidak akan segan-segan menindak pelaku sesuai hukum. “Kalau ada yang kurang nyaman sampaikan kepada aparat yang ada. Polri, TNI atau Pemda. Kalau ada sweeping itu berarti ada upaya paksa. Itu ilegal, melanggar hukum. Tidak boleh terjadi,” kata Tito Karnavian.