BUNUH diri? Tak mungkin, "saya tak yakin hal itu dilakukan anak
dan menantu saya," kata Karli Setiawan. Tak ada yang kurang pada
keluarga anaknya. Perbedaan agama antara keduanya, katanya,
telah diselesaikan sebelum mereka menikah 6 Juni lalu.
Menantunya, Wibowo, tetap berpegang pada agamanya, Islam. Dan
Yanthi tetap memeluk Kristen. Pernikahan pertama dilakukan di
muka pendeta dan berikutnya di hadapan penghulu.
Pernikahan Wibowo dengan Yanthi, tanpa pesta, lazim disebut
"nikah tamasya". Selama setengah bulan November lalu mereka
tamasya ke Hongkong, Bangkok, Manila dan Malaysia. Menurut
Karli: mereka pasangan yang berbahagia. Sang suami, adik ir
Lukito Darjadi, Direktur Bina Program Ditjen Kehutanan dan PPA
(Perlindungan dan Pelestarian Alam), sukses dalam bidangnya.
Sang istri, di samping menjadi kasir dalam anak perusahaan yang
sama, juga aktif kuliah, dan menjadi salah seorang peserta
Kongres Pengarang & Penulis di India.
Jadi untuk apa bunuh diri? Karli yakin kematian anak dan
menantunya terjadi karena pembunuhan. Sebabnya? Mungkin saingan
dalam pekerjaan -- ada yang iri terhadap kedudukan Wibowo. "Tapi
itu kemungkinan kecil saja," katanya.
Wibowo, katanya, juga tak mudah dipaksa minum racun. "Hatinya
keras tidak gampang menyerah, saya ragu kalau dipaksa." Racun
yang memang termakan oleh Wibowo dan istrinya menurut Karli,
paling mungkin dilakukan oleh pembunuhnya dengan menipu
keduanya. Ya, "mungkin dibujuk dengan halus atau ditipu,"
lanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini