Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penasehat keamanan nasional Amerika Serikat, Robert O’Brien, mengatakan pemerintah Cina melakukan tindakan pelanggaran yang mendekati genosida terhadap warga etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika itu bukan genosida, maka sesuatu yang dekat dengan itu terjadi di Xinjiang,” kata Robert O’Brien dalam acara online yang digelar Aspen Institute seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 17 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
O’Brien juga menyoroti tindakan represi pemerintah Cina lainnya termasuk terhadap gerakan pro-demokrasi di Hong Kong.
Pemerintah Amerika telah mengecam perlakuan Cina terhadap warga Uighur dan etnis minoritas lain di Provinsi Xinjiang.
AS juga telah mengenakan sanksi kepada sejumlah pejabat Cina termasuk pimpinan Partai Komunis Cina di Xinjiang beberapa waktu lalu karena diduga terlibat dalam pelecehan terhadap warga Uighur.
Hingga kini, AS belum menyebut tindakan Cina terhadap warga Uighur dan etnis minoritas lain sebagai genosida, yang memiliki dampak hukum dan memerlukan sanksi lebih tegas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB memperkirakan sekitar satu juta warga Muslim ditahan di Xinjiang. Aktivis mengecam penahanan semena-mena ini sebagai kejahatan kemanusiaan dan genosida terhadap etnis minoirtas Uighur.
Pemerintah Cina membantah tudingan ini dan menyebut kamp pelatihan yang digelarnya bertujuan menyediakan pelatihan vokasi dan membantu melawan ekstrimisme.
O’Brien menyinggung penyitaan produk rambut berjumlah besar, yang diduga milik warga Uighur, oleh Bea Cukai AS.
“Cina secara terang-terangan mencukur rambut perempuan Uighur dan membuat produk rambut dan mengirimnya ke Amerika Serikat,” kata O’Brien.
Dinas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebut telah menyita produk rambut berjumlah besar yang dikirim dari Xinjiang. Dinas juga menyita sejumlah aksesoris, yang diduga sebagai hasil kerja paksa warga Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.
Sumber