Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan penembakan massal terjadi di tempat penitipan anak di distrik Nong Bua, Lamphu, Thailand, pada Kamis, 8 Oktober 2022. Penembakan massal di Thailand berakibat korban meninggal lebih dari 30 jiwa. Pelaku penembakan bekas perwira polisi bernama Panya Khamrab. Ia dipecat dari kepolisian sejak tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto Panya Khamrap, mantan Polisi Thailand yang diidentifikasi sebagai pelaku penembakan massal di tempat penitipan anak di Uthai Sawan, Thailand, Kamis, 6 Oktober 2022. Pelaku menewaskan 34 orang, 23 di antaranya anak-anak dengan senjata api dan pisau. ViralPress/Dailymail
Fakta tentang penembakan massal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Tidak ada korban warga Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi tidak ada warga Indonesia atau WNI yang menjadi korban penembakan massal di Thailand. Kabar ini dipastikan setelah KBRI Bangkok berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Thailand dan simpul-simpul WNI di negara berjuluk Negeri Gajah Putih itu.
"Hingga saat ini tidak terdapat informasi WNI yang menjadi korban peristiwa penembakan di Distrik Nong Bua, Provinsi Lamphu Thailand," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, Kamis, 6 Oktober 2022.
2, Korban termuda berusia 2 tahun
Chakkraphat Wichitvaidya, inspektur di kantor kepolisian Na Klang, Thailand mengonfirmasi korban termuda dari penembakan massal balita berusia 2 tahun.
3. Dipecat dari kepolisian
Merujuk pernyataan pejabat polisi distrik Chakkraphat Wichitvaidya, pelaku telah dipecat dari dinas kepolisian karena kasus narkoba. Menurut laporan di Bangkok Post, pria itu membawa senjata dan pisau. Ia memaksa masuk ke dalam pusat penitipan anak dan melepaskan tembakan.
4. Membunuh istri dan anaknya
Kata juru bicara kepolisian, Paisan Luesomboon, kepada televisi ThaiPBS, Panya Khamrab gelisah saat tiba di fasilitas penitipan anak. Khamrab tidak menemukan anaknya di sana, sebelum menembak orang-orang di sekitar dan mengendarai kendaraannya ke arah mereka.Luesomboon mengatakan, Khamrab pulang, kemudian membunuh istri dan anaknya sebelum mengarahkan senjatanya ke dirinya.
5. Menembak ibu hamil
Sekitar 30 anak berada di pusat penitipan anak ketika Panya Khamrab datang pada waktu makan siang. Seorang pejabat distrik Jidapa Boonsom mengatakan, Khamrab pertama kali menembak empat atau lima staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan.
6. Jarang terjadi
Penembakan massal jarang terjadi di Thailand. Aksi penembakan massal terakhir terjadi pada 2020 saat seorang tentara yang marah atas kesepakatan properti. Ia menembaki sedikitnya 29 orang dan melukai 57 orang selama mengamuk di empat titik lokasi.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.