Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Polisi Filipina Resmi Perkarakan Sara Duterte atas Tuduhan Penyerangan

Filipina resmi mengajukan tuduhan kepada Sara Duterte atas dugaan penyerangan, pembangkangan dan pemaksaan.

27 November 2024 | 17.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Nasional Filipina mengajukan pengaduan resmi terhadap Wakil Presiden Sara Duterte dan sejumlah tokoh lainnya. Dilansir dari GMA Network, Sara Duterte diadukan atas penyerangan langsung, pembangkangan, dan pemaksaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah pernyataan, Rabu, 27 November 2024, Kepolisian Filipina menyatakan telah mengajukan pengaduan resmi terhadap Sara Duterte, kepala Kelompok Keamanan dan Perlindungan Wakil Presiden (VPSPG) Kolonel Raymund Dante Lachica, dan John Does lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keluhan yang diajukan ke Kantor Kejaksaan Kota Quezon bermula dari kerusuhan di Pusat Penahanan DPR dan Pusat Medis Veteran atau VMMC. Kerusuhan itu melibatkan penahanan kepala staf Sara Duterte, Jaksa Zuleika Lopez.

Pengaduan diajukan oleh Dokter Van Jason Villamor dari Dinas Kesehatan Kepolisian Filipina, bersama para saksi. Mereka bersumpah di hadapan jaksa penuntut tentang kebenaran tuduhan itu. 

“Dakwaan itu menuduh Wakil Presiden Duterte, Kolonel Lachica, dan individu lain melakukan tindakan melawan hukum terkait penyerangan, pembangkangan, dan pemaksaan yang terjadi selama insiden tersebut,” katanya.

Dalam sebuah video, Lachica terlihat secara fisik mendorong Villamor. Menurut polisi, tindakan staf Duterte mungkin telah mengganggu perintah penahanan sah yang dikeluarkan oleh DPR, serta mengganggu operasi di pusat penahanan dan Veterans Memorial Medical Center (VMMC)

Lopez didakwa menghina pengadilan. Ia semula akan ditahan lima hari, namun diperpanjang selama 10 hari.

Polisi mengatakan Lopez dipindahkan dari VMMC ke Pusat Medis St. Luke menggunakan ambulans pribadi. “Kepolisian Filipina tetap teguh berkomitmen menegakkan keadilan dan memastikan bahwa semua individu bertanggung jawab di bawah hukum, terlepas dari jabatan mereka,” kata kepala PNP Jenderal Romeo Brawner Jr.

Sara Duterte diperkirakan akan mengadakan konferensi pers pada sore hari untuk menjawab pertanyaan dari media.  Dia sebelumnya mengklaim bahwa perintah pemindahan kepala stafnya merupakan percobaan pembunuhan. Ia mempertanyakan pula perpanjangan penahanan Lopez dan mengatakan bahwa hal itu adalah ilegal.

Sementara itu, Penasihat Presiden untuk Sekretaris Pengentasan Kemiskinan Larry Gadon telah mengajukan pengaduan ke Mahkamah Agung atas pencabutan izin pengacara Sara Duterte.

Dilansir dari Rappler, dalam jumpa pers pada hari Rabu, juru bicara Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Brigadir Jenderal Jean Fajardo menunjukkan sebuah video yang telah beredar di media sosial. Video itu memperlihatkan Sara Duterte berbicara kepada seorang polisi di samping ambulans. Lachica kemudian terlihat mendorong dan menendang polisi tersebut.

Panel DPR memerintahkan penahanan Zuleika Lopez di fasilitas mereka hingga 25 November 2024, atas dugaan penyalahgunaan dana oleh Wakil Presiden Sara Duterte.

Sara Duterte sedang menghadapi penyelidikan atas pernyataannya pekan lalu yang ingin membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., bila ia terbunuh. Dikutip dari Reuters, Departemen Kehakiman negara itu pada Senin menyebut Sara Duterte sebagai “yang mengaku diri sebagai dalang” rencana pembunuhan presiden. Departemen kemudian mengeluarkan panggilan pengadilan yang menuntut agar dia hadir dalam penyelidikan resmi.

Namun Sara Duterte kini membantah pernyataannya itu. Ia menggambarkannya sebagai ekspresi "kekhawatiran" atas "kegagalan pemerintahan Marcos Jr. untuk melayani rakyat Filipina sementara mereka dengan cerdik menganiaya musuh-musuh politik".

"Akal sehat seharusnya cukup bagi kita untuk memahami dan menerima bahwa tindakan balas dendam yang dianggap bersyarat bukanlah ancaman aktif. Ini adalah rencana yang tidak ada dagingnya," kata Sara Duterte dalam sebuah pernyataan.

"Saya yakin bahwa pemeriksaan yang jujur akan dengan mudah mengungkap narasi ini (tentang dugaan rencana membunuh Marcos Jr.) sebagai lelucon, khayalan, atau tidak sama sekali."

Sara Duterte adalah anak dari presiden sebelumnya, Rodrigo Duterte. Keluarga ini semula  berkoaliasi dengan keluarga Ferdinand Marcos untuk memenangkan pemilu Filipina. Namun koalisi itu kini runtuh menyusul pernyataan keduanya yang saling menyerang.

Pilihan editor: Netanyahu Pastikan Akan Balas Jika Diserang Hizbullah Selama Gencatan Senjata

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus