Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cuplikan rekaman video kamera tubuh polisi yang diperoleh Daily Mail menunjukkan George Floyd sempat ditodong pistol dan tampak dipukuli di mobil saat ditangkap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daily Mail, dalam laporan 3 Agustus 2020, merilis rekaman kamera tubuh yang dikenakan dua polisi selama penangkapan Floyd.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekaman menunjukkan seorang polisi mengarahkan pistol ke kepala George dan tampak seperti memukulinya di belakang kursi mobil patroli saat menolak masuk.
Rekaman secara rinci menunjukkan bagaimana George Floyd memohon untuk tidak ditembak sebelum dia meninggal di bawah lutut polisi pada 25 Mei.
Floyd menolak ketika polisi berusaha memaksanya masuk ke bagian belakang mobil, mengatakan kepada mereka bahwa dia menderita klaustrofobia.
Transkrip dari video dirilis pada pertengahan Juli tetapi seorang hakim di Minneapolis telah memutuskan bahwa video hanya dapat dilihat di gedung pengadilan, yang berarti hanya sedikit orang yang memiliki kesempatan untuk menonton cuplikan.
Rekaman itu mencakup lebih dari 18 menit dari kamera tubuh polisi bernama Alex Kueng dan 10 menit dari polisi Thomas Lane. Mereka adalah dua polisi pertama yang tiba di tempat kejadian setelah menerima laporan bahwa Floyd membelanjakan US$ 20 (sekitar Rp 300 ribu) palsu untuk membeli rokok di Cup Foods, sebuah toko di bagian Powderhorn Park dari Minneapolis.
Terlihat jelas di video bahwa Floyd tidak berusaha melarikan diri karena dia punya banyak waktu untuk meninggalkan tempat kejadian sebelum polisi tiba. Tetapi sebaliknya dia memutuskan untuk duduk di mobilnya dengan dua teman, memberi kesempatan polisi untuk mendekat.
Video dimulai dengan Lane, 37 tahun, dan Kueng, 26 tahun, yang keduanya merupakan polisi baru dan baru seminggu berdinas sebagai petugas kepolisian Minneapolis.
Ketika keduanyaa memasuki Cup Foods, seorang anggota staf bergegas mendekati mereka sambil melambaikan uang kertas. "Itu uang palsu dari pria itu," katanya pada polisi menunjuk mobil Floyd di luar.
Lane dan Kueng kemudian mendekati SUV Mercedes biru Floyd di seberang jalan. Lane pergi ke sisi pengemudi di mana Floyd duduk di belakang kemudi dan Kueng mendekati sisi penumpang, di mana mantan Floyd, Shawanda Hill di kursi belakang dan seorang teman, Hall Maurice, ada di depan.
Lane terlihat mengetuk jendela mobil dengan senternya, tetapi Floyd tidak segera membuka pintu. Begitu pintu terbuka, Lane segera mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya langsung ke kepala Floyd.
Floyd memohon petugas yang mengarahkan pistol untuk tidak menembaknya. Polisi itu kemudian memerintahkan Floyd keluar dari mobil. "Tangan di atas kepala Anda. Keluarlah dari kendaraan dan menjauhlah dari saya," katanya.
"Oke. Pak Petugas, tolong jangan tembak saya. Tolong kawan," kata Floyd.
"Saya tidak akan menembak Anda," kata Lane.
"Tolong jangan tembak saya. Saya baru saja kehilangan ibu saya, kawan," kata Floyd
Floyd, 46 tahun, terlihat terisak ketika Kueng dan Lane menariknya keluar dari mobil dan memborgolnya.
Kedua petugas kemudian membawa Floyd ke mobil patroli tetapi Floyd menolak untuk masuk dan mengatakan dia menderita klaustrofobia.
Floyd jatuh dan Kueng menyuruhnya berdiri. "Tolong, bung. Tolong, jangan tinggalkan saya sendirian. Saya klaustrofobik."
"Anda tetap harus masuk mobil," kata Lane.
"Saya akan mati di sini," protes Floyd. "Saya akan mati, bung. Saya baru saja terkena COVID. Saya tidak ingin kembali ke sana."
Lane menurunkan jendela mobil untuk mengurangi fobianya, tetapi Floyd masih menolak. "Saya takut sekali," katanya.
Saat masih di dalam mobil, Floyd mengatakan dirinya tidak bisa bernapas dan tidak lama kemudian polisi lain, Derek Chauvin dan Thao, tiba di tempat kejadian.
Para petugas akhirnya memasukkannya ke dalam mobil patroli dan menutup pintu belakang, tetapi Floyd keluar dari pintu samping penumpang dan terjatuh.
Dalam beberapa detik dia berbaring di trotoar dengan lehernya ditindih lutut Chauvin dibantu Lane dan Kueng.
Floyd bilang dia tidak bisa bernapas lagi dan memanggil ibunya, tetapi suaranya perlahan-lahan semakin lemah. "Beri tahu anak-anakku aku menyayangi mereka. Saya akan mati," katanya.
Kueng terlihat dengan acuh tak acuh mengambil kerikil dari ban mobil patroli dengan tangan kanannya saat ia menahan kaki Floyd dengan tangan kirinya.
Ketika Floyd terus meratap bahwa ia tidak bisa bernapas, Kueng terdengar memberitahunya, "Anda baik-baik saja."
Floyd menjawab, "Aku mungkin akan mati dengan cara ini."
"Saya sudah tamat," kata Floyd. "Saya sesak nafas. Perut saya sakit. Leher saya sakit. Semuanya menyakitkan. Saya butuh air atau sesuatu, tolong."
"Kalau begitu berhentilah bicara. Berhenti berteriak," jawab Chauvin. "Dibutuhkan banyak oksigen untuk berbicara."
Ketika Floyd berhenti bergerak, Chauvin tetap menahan lututnya di leher Floyd, meski banyak pejalan kaki memprotes aksi Chauvin.
"Periksa nadinya," kata seorang pria pejalan kaki. Tetapi para petugas lainnya tidak berbuat banyak untuk menghentikan Chauvin.
"Haruskah kita menggulingkannya?" kata Lane, tapi Chauvin menjawab, "tidak, dia tetap di tempat kita mendapatkannya."
Pada saat ambulans tiba, George Floyd sudah meninggal.
Keempat petugas yang terlibat telah dipecat. Derek Chauvin didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua.
Tiga petugas lainnya yang terlibat dalam kematian Floyd: Kueng, Lane dan Tou Thao, juga didakwa membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan tingkat dua.
The Daily Mail, yang berbasis di London, tidak mengatakan bagaimana mereka memperoleh rekaman video kamera tubuh polisi itu.
Cuplikan dari kamera yang dikenakan polisi Thomas Lane dan J. Alexander Kueng diajukan ke pengadilan 7 Juli oleh pengacara Lane sebagai bukti yang mendukung mosinya untuk menolak tuduhan terhadap mantan perwira, tetapi hanya transkrip tertulis yang dipublikasikan untuk umum oleh pengadilan pada saat itu, CNN melaporkan.
Hakim Peter Cahill, yang memimpin kasus-kasus itu, mengizinkan rekaman kamera tubuh dari Lane dan Kueng ditonton secara terbatas di pengadilan pada 15 Juli.
Cahill menolak untuk mengizinkan media untuk menerbitkan rekaman itu. Sebuah koalisi perusahaan media lokal dan nasional, termasuk CNN, mengajukan mosi pada bulan Juli menyerukan untuk segera merilis dua video kamera tubuh.
Ben Crump, seorang pengacara untuk keluarga George Floyd, mengatakan bahwa video yang bocor menunjukkan Floyd tidak menimbulkan ancaman.
Seorang juru bicara hakim mengatakan pada Senin bahwa Cahill belum memutuskan tentang mosi untuk secara terbuka merilis rekaman kamera tubuh.
Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison, yang menuntut kasus tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa timnya tidak memberikan video kamera tubuh penahanan George Floyd kepada Daily Mail.