Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum lama ini, masyarakat Indonesia gempar karena ada WTS di Surabaya yang terkena AIDS. Akibatnya, Dinas Kesehatan mulai melakukan pemeriksaan terhadap semua WTS di Indonesia. Menurut statistik, penderita AIDS terbanyak ditemukan di Afrika. Saya pernah membaca di surat kabar asing tentang pengakuan beberapa orang dokter Eropa di Nairobi. Menurut mereka, pada tahun 1970-an penyakit AIDS sudah berjangkit di masyarakat perbatasan Uganda, Kenya, dan Tanzania. Jumlahnya 500 sampai 700 orang. Contoh darahnya pernah dikirim ke Eropa, tapi sayangnya pada waktu itu tak dimuat di media. Mungkin karena dianggap penyakit "aneh" atau memang dirahasiakan. Alhamdulillah, masyarakat Indonesia di Tanzania (termasuk saya) pada 1970-an tidak terkena penyakit "aneh" tersebut. Soalnya, di daerah itu alatalat medisnya kelihatannya kurang steril. Beberapa dokter Eropa lainnya, di media Eropa, mengakui bahwa penyakit AIDS disebarkan oleh monyet-monyet yang dari laboratorium percobaan perang biologis di Zaire Timur, yang dibangun oleh negara-negara Barat. Monyet-monyet yang lepas itu lalu menggigiti penduduk kampung di Zaire Timur, dekat perbatasan Uganda. Dari Afrika lalu "menyebar" ke Amerika Tengah, Amerika Latin, dan sampai di Amerika Serikat, baru dunia gempar. Kalau memang itu benar, sudah seharusnya negara-negara Barat berupaya keras untuk mendapatkan obat penangkal AIDS. UU MASHUDI Griya Lembah Depok DI/12 Depok II 16417 Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo