Demos dalam bahasa Yunani kuno mengandung arti rakyat yang lebih miskin. Karena sistem pembagian kelas masyarakat ternyata tidak valid lagi, secara universal demokrasi diartikan kekuasaan di tangan rakyat. Hakikat nilai demokrasi adalah mewujudkan sistem pengaturan negara sehingga setiap warga di negara itu memiliki kesempatan yang sama untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupannya. Lantaran tidak mungkin berjuta rakyat semuaya mengikuti sidang umum seperti zaman Athena kuno, dibuatlah sistem perwakilan. Berjuta rakyat tentu memiliki aneka ragam pendapat, ide, dan pemikiran. Ini mengandung arti bahwa demokrasi itu sendiri tidak dapat dipisahkan dengan penghargaan terhadap adanya perbedaan pendapat. Mengingkari beda pendapat dari demokrasi, sama halnya memisahkan nyawa dari raga, membuang bumbu dari masakan. Apabila ada yang mengkhawatirkan munculnya beda pendapat dalam demokrasi, itu sama halnya orang yang ingin masuk surga tapi takut mengalami kematian. Untuk mewujudkan suatu hasil yang dapat dilaksanakan dengan nilai sedekat mungkin dengan kehendak rakyat, ada berbagai kiat tersedia. Cara yang terbaik adalah menjalankan konsensus, musyawarah untuk mufakat. Karena hakiki perbedaan pendapat adalah kondisi absolut yang harus dihargai, mungkin saja kesepakatan sulit untuk dicapai. Oleh karenanya, pendiri negara kita dengan bijak memungkinkan adanya pemungutan suara, sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945. Dalam hal tertentu, cara lotre pun memungkinkan untuk pengambilan keputusan dalam lingkup sistem demokrasi. Dalam melaksanakan itu semua, yang penting ditanamkan adalah etika dalam berbeda pendapat. Apa pun hasil akhir suatu konsensus, melalui pemungutan suara ataupun lotre, segenap pihak harus berjiwa besar, tersenyum lebar, menerimanya sebagai keputusan bersama. Dengan demikian jelaslah bahwa konsensus adalah suatu metode, bukan tujuan. Kalau sebaliknya yang terjadi, bukan demokrasi Pancasila yang kita laksanakan. Para wakil rakyat yang terhormat tentu tidak ingin Sidang Umum MPR yang kita doakan kesuksesannya akan menghasilkan DBB bukan daerah bebas becak, tapi demokrasi basa-basi. Na'uzu billah min dzalik. SOEN'AN HADI PORNOMO Pasar Minggu Jakarta Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini