Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sapardi Djoko Damono
Sejak beberapa tahun yang lalu kita suka bilang, ”Tak ada lagi yang jual ayam goreng. Yang ada fried chicken.” Ayam goreng Inggris itu, yang mungkin dianggap lebih tinggi kastanya daripada ayam goreng, biasa dieja dengan berbagai cara. Dalam beberapa waktu belakangan ini bisa saja kita mengalami kesulitan serupa kalau mencari hp bekas karena di mana-mana yang ditawarkan adalah hp seken. Ini tampaknya sejalan dengan semakin banyaknya sepeda motor yang terpaksa dijual kembali karena si empunya menginginkan model yang lebih baru atau karena gagal membayar cicilan beberapa bulan lamanya. Hp dan sepeda motor tampaknya menjadi anggota kasta yang sama kalau sudah pernah dipakai, yakni kasta ”seken”. Kedua jenis benda itu tidak lagi disebut diklasifikasikan sebagai bekas. Koran dan besi, misalnya, tetap sekelas: koran bekas dan besi bekas, meskipun sebenarnya koran bekas tidak lagi punya ”fungsi” sebagai koran sedangkan besi bekas masih tetap dianggap besi. Di samping itu, mungkin tidak ada yang namanya bekas besi sebab meskipun sudah rongsokan tetap saja ia besi.
Dalam tesaurus berharga yang telah disusun dengan susah payah oleh Eko Endarmoko, juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua, tidak kita temukan kata ”seken”. Ini bisa saja dijadikan petunjuk bahwa kata itu termasuk baru, diserap dari bahasa Inggris second. Sebelum kata ini dipergunakan secara luas, kita sudah mengenal ”bekas” dan ”mantan” yang masing-masing memiliki makna khusus, setidaknya ketika dilekatkan ke nomina. Tidak dianggap pantas jika kita menyebut tetangga kita yang pernah menjadi bupati sebagai bekas bupati karena kastanya lebih tinggi dari, misalnya, teman sekolah yang boleh saja disebut bekas teman sekelas. ”Seken” tentunya masuk ke kosakata kita karena ”bekas” memberikan kesan rongsokan—meskipun tentu saja bekas teman sekelas kita itu bukan pula sejenis rongsokan.
Orang Inggris tampaknya juga mempunyai pilihan jika menyebut barang yang sudah pernah dipakai: second-hand dan used. Yang pertama itu sama artinya dengan old dan worn, sedangkan used berarti ”pernah dimiliki oleh orang lain” atau ”pernah dipergunakan atau dimanfaatkan untuk suatu maksud sebelumnya”. Perlu dicatat juga bahwa worn memiliki makna kucel, letih, capek, dan loyo. Dalam bahasa kita, ”seken” terutama diciptakan semata-mata demi gagasan bahwa bahkan benda pun harus memiliki kasta. Sebenarnya, kalau hp bekas dianggap kurang tinggi martabatnya, bisa saja kita menambahkan kata pakai, menjadi bekas pakai. Tetapi mungkin untuk produk elektronik sebutan itu juga masih kurang keren, baru mencapai kasta kesatria, belum brahmana, dalam tatanan masyarakat benda.
Peminjaman kata semacam itu merupakan proses yang tidak akan ada ujungnya sebab bahasa Indonesia pada dasarnya adalah bahasa yang ”dibuat”, yang menurut para pakar mula-mula bernama bahasa Melayu. Sejak dinyatakan sebagai bahasa persatuan yang dijunjung tinggi, bahasa Indonesia dipergunakan dan dikembangkan oleh tidak hanya kelompok etnik Melayu sehingga tidak bisa dihalangi terjadi-nya gesekan dengan bahasa-bahasa daerah lain. Di samping itu, sebagai bahasa yang tumbuh di tengah-tengah pergaulan antarbangsa, bahasa kita juga dituntut untuk rajin mengalihkan berbagai konsep dari begitu banyak bahasa lain. Dan proses yang telah terjadi sejak kita mengenal bahasa ini akan berlangsung terus, alhamdulillah, karena tanpa itu pikiran dan perasaan kita akan semakin miskin.
Kembali ke ”mantan”. Saya tidak tahu apakah sekarang dianggap tidak sopan kalau mengatakan ”bekas suaminya” sehingga harus diubah menjadi ”mantan suaminya”, meskipun mantan konon dipergunakan khusus untuk menyebut jabatan tertentu. Yang jelas, tidak lazimlah jika kita menyebut orang sebagai suami bekas meskipun dalam hal yang ini maknanya tidak salah-salah amat: bukankah dalam kenyataannya ia memang ”bekas pakai?” Juga tentu tidak boleh mengambil analogi secara ngawur, dengan mengingat perbedaan kasta antara hp dan besi, dan menyebut seseorang sebagai istri seken—meskipun dalam bahasa Inggris boleh saja istri kedua disebut second wife.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo