Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Seribu megaton

Norman myers menggambarkan tentang akibat perang atom terhadap kehidupan manusia, hewan & tumbuh-tumbuhan. yang paling mengerikan kehancuran lapisan ozon dalam stratosfir, tapi banyak orang tetap tak acuh. (kl)

14 Juli 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBERAPA jam sebelum gempa bumi, kata guru ilmu hayat, hewan sudah mulai gelisah. Burung meninggalkan sarang, binatang kaki empat lari-lari tanpa tahu ke mana. Hanya manusia yang acuh tak acuh. Satu sekon sebelum mati, ia masih makan, minum, main cinta, menjual, atau membeli. Mayat-mayat yang ditemui di Pompei (Vesuvius) tertangkap in full action anak yang main, dua Ibu yang ngobrol, tukang yang kerja. Homo sapiens begitu jauh dari alam, sehingga naluri alamiah sudah mati. Begitu juga dalam soal senjata nuklir. Perang yang dulu dianggap (von Clauzewitz) semacam diplomasi dengan alat-alat lain daripada diplomasi biasa telah menjadi suatu hal anakronistik seperti, gigi mammoth yang terlalu besar dan membunuh sang pemilik. Waktu anak Adam dan Hawa berkelahi, pasti satu menang satu kalak. Selama empat ribu tahun terakhir, kalau dua pasukan berhadapan dengan pedang, panah busur, tombak, atau lembing, biasanya satu pasukan menang yang lain kalah. Waktu Perang Dunia II, sudah sulit mengatakan negara mana yang menang - Jerman atau Inggris. Kalau terjadi Perang Dunia III, tidak ada yang menang lagi. Sangat mengerikan, seorang seperti Reagan - kepala negara yang cukup kuat - masih yakin bahwa negaranya bisa menang dalam suatu holocaust nuklir. Yankee membuka mulut besar, dengan harapan orang Rusia cukup bijak dan tidak akan mulai perang bom atom. Sayang sekali, masih ada orang yang tidak begitu bijak. Di Iran terdapat seorang aki yang tidak segan membunuh anak remaja atau memakai zat racun asal presiden negara tetangga bisa hilang, tidak segan mengarahkan dunia masuk perang nuklir. Padahal, meskipun para unsur militer masih berpakaian bagus, kemiliteran sudah menjadi anakronistik. Sesudah perang atom, tidak ada yang akan hidup lagi. Itulah pendapat Dr. Norman Myers, yang menyumbang diskusi dalam Conference on the Longterm Worldwide Biological Consequenses of Nuclear War, rapat sejumlah ahli mengenai akibat ledakan bom di bidang pertanian, kehewanan, dan perikanan. Kesimpulan pertama rapat itu ialah kenyataan bahwa selama satu tahun sesudah ledakan bom, jumlah orang yang mati jangka panjang menjadi sebesar jumlah orang yang mati dengan segera. Akhirnya, umat manusia hilang dari bumi. Myers melukiskan gambaran yang cukup mengejutkan. Pada 1985 seluruh arsenal di dunia kita akan mencapai 10.000 megaton. Satu megaton ialah 80 kali lebih banyak daripada bom atom yang meledak di Hiroshima, dan mengandung lebih banyak bahan eksplosif daripada semua alat perang yang pernah dipakai dalam sejarah. Andai hanya setengah dari arsenal yang sedia dipakai dalam suatu konflik, itu sudah cukup memusnahkan umat manusia berdasarkan akibat tidak langsung di bidang kerusakan lingkungan alam. Satu rudal dengan kekuatan satu megaton menghancurkan 100.000 ton tanah dan cadas, sehingga debu yang dilemparkan ke dalam stratosfir dan atmosfir - ditambah asap dari hutan yang dibakar - akan menciptakan hari gelap selama dua bulan. Selama enam bulan ada hari senja, delapan bulan lagi cahaya yang samar-samar. Karena sinar matahari dihalangi, suhu panas akan turun 43 Celsius selama setengah tahun, dan baru sesudah dua tahun suhu naik kembali sampai biasa. Karena gelap, tidak ada fotosintesa dalam tumbuhan, di bagian utara dunia vegetasi dihentikan total. Ladang dan sawah dihancurkan dengan fall out radioaktif, satu megaton menghancurkan pertanian di daerah 15 mil lebar dan panjangnya 150 mil. Beberapa ribu ledakan mengubah sebagian besar muka bumi menjadi tanah yang radioaktif. Tumbuhan rusak, tapi binatang kecil serangga dan ulat hidup terus dan bertambah jumlahnya. Jonathan Schell (The Fate of the Earth) maramalkan bahwa sesudah ledakan umat manusia diganti dengan suatu republik rumput dan serangga. Hewan mati kedinginan atau penuh isotop, sehingga daging menjadi racun. Yang paling mengerikan ialah kehancuran lapisan ozon dalam stratosfir. Perang dengan ledakan 5.000 megaton (50% arsenal yang sudah sedia pada tahun 1985) akan menghancurkan 30% sampai 70% ozon yang mulai berpengaruh kalau kegelapan selesai, dan sinar ultraviolet bisa mulai membunuh orang. Seorang dewasa tidak bisa tinggal di luar rumah lebih dari satu menit karena akan kena sinar matahari yang tidak disaring lapisan ozon sehingga membunuh. Hewan yang berbulu dan berambut hilang selaput jala dari matanya dan jadi buta, sehingga tidak bisa hidup lebih lama dari dua minggu. Juga kalau luput dari perang dunia, Dunia Ketiga akan menderita mass starvation karena impor dari Dunia Utara akan terhenti. Yang ramai dibicarakan dalam konperensi ialah yang disebut synergistic compounding of impacts - memperhitungkan tidak hanya akibat unsur masing-masing tapi terutama akibat total, dengan mengingat bahwa keseluruhan melebih jumlah bagian-bagian. Semua akibat bersifat kumulatif, terutama di bidang pertanian. Waktu perang, yang akan langsung mati ditaksir dua milyar orang, tapi berdasarkan akibat di alam angkasa akhirnya umat manusia akan hilang. Yang mengherankan ialah kenyataan bahwa banyak orang tetap acuh tak acuh. What is so special about mankind, itulah jawaban seorang mahasiswa USA, waktu dalam kuliah ilmu faal diberikan keterangan tentang hilangnya jenis homo sapiens. Kalau burung dan ikan mulai hilang (apalagi pohon), untuk apa masih perlu adanya orang. Juga Dunia Ketiga tidak tahu tentang zaman nuklir dan tidak mau tahu. Mungkin merasa aman karena jauh dari tempat tidur Reagan dan Chernenko. Mungkin karena merasa bahwa nasib manusia dalam tangan superpower, sedangkan Dunia Ketiga kurang dari minipower. Bule, negro, dan sawo matang bersama-sama akan lenyap dari bumi kalau semua tombol ditekan. There will be no meek to inheri the land. Mungkin sejumlah orang di negeri Cina akan hidup sesudah perang, dan harus mulai dari permulaan dalam suatu dunia tanpa agama, ilmu, atau seni. Makanan ialah daging manusia, dan planet Earth akan meneruskan jalannya sebagai Planet of the Apes. Yang mau abstain dan merasa acuh tak acuh boleh ingat yang pernah dikatakan: res tua agitur. Yang didiskusikan ialah nasib engkau. Nasib anak-anakmu. Nasib keseluruhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus