Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

4 Lagi Pasien Corona Meninggal, RSHS Harapkan Obat Avigan

Seluruhnya sudah 14 pasien dalam pengawasan kasus virus corona COVID-19 yang akhirnya meninggal sejak 19 Maret lalu.

30 Maret 2020 | 21.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 24 Januari 2020. RSHS menyiapkan ruangan inap khusus dengan lima tempat tidur serta Tim Dokter dan petugas medis khusus yang siap siaga jika ada pasien suspek atau terinfeksi Virus Corona. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Jumlah pasien penyakit virus corona 2019 atau COVID-19 meninggal terus bertambah di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. Terbaru, sejak Sabtu 28 Maret 2020, sebanyak empat orang lagi meninggal, menjadikan seluruhnya sudah 14 pasien dalam pengawasan yang akhirnya tak bertahan sejak 19 Maret lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semua korban terbaru dinyatakan positif terinfeksi virus itu. Di laman resmi rumah sakit tertera mereka terdiri dari seorang pasien perempuan berumur 61 tahun, dan tiga orang lelaki berusia 57, 60, dan 61 tahun.

Saat ini jumlah PDP yang sedang dirawat total ada 32 orang. Sebanyak 13 orang diantaranya pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 termasuk dua orang baru. Ruang isolasi kini dihuni lima orang perempuan berusia 30, 39, 59, 64, 67 dan 8 lelaki berumur 24, 32, 40, 43, 49, 52, 53, 57tahun.

Hingga hari ini RS Hasan Sadikin masih kedatangan dua orang pasien dalam pemantauan dan kiriman sembilan pasien dalam pengawasan. Akumulasinya 296 ODP dan 82 orang PDP. Sedang yang bisa sembuh sejauh ini baru tiga orang.

Direktur Medis dan Keperawatan RS Hasan Sadikin Nucki Hidajat Nursjamsi mengaitkan laju kematian itu dengan persoalan obat yang dihadapi rumah sakit. Dia menyebutkan kalau obat khusus untuk pasien COVID-19 belum tersedia sehingga pihaknya memakai obat-obatan lain yang ada.

“Yang rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan belum ada," ujarnya Senin 30 Maret 2020. Dia merujuk kepada obat flu yang dikembangkan perusahaan farmasi di Jepang, Avigan. “Ada beberapa obat yang belum tersedia kini sedang diusahakan,” kata Nucki.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus