Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kementerian Kehutanan: Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur Rampung Tahun Ini

Kementerian Kehutanan beberkan langkah dan komitmen konservasi badak sumatera dan badak jawa. Antara lain rencana kerja sama dengan WWF.

17 Januari 2025 | 14.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Potret anak badak Sumatera berjenis kelamin jantan yang lahir pada Sabtu, 25 November 2023. Anak badak Sumatera itu lahir dari induk bernama Delilah di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung. Dok KLHK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan menyatakan infrastruktur konservasi badak berupa Suaka Rhino Sumatera atau Sumatera Rhino Sanctuary (SRS) di Aceh Timur rampung tahun ini. Telah dimulai sejak 2021, saat ini kontruksi fasilitas suaka badak yang serupa dengan yang sudah ada di Way Kambas, Lampung, ini sedang menyelesaikan dua paddock (4 kompartemen) seluas 10 hektare dan klinik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Fasilitas yang sudah selesai adalah boma (kandang angkut), kandang rawat, dan rumah keeper," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan, Satyawan Pudyatmoko, saat ditemui di kantornya, Kamis 9 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konservasi badak disebutkannya juga ditingkatkan melalui langkah-langkah penyelamatan. Terutama pada badak yang telah terpantau ke luar dari habitatnya dan masuk ke perkebunan masyarakat di wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Aceh Timur dan Aceh Barat.

"Badak yang diselamatkan tersebut dapat direncanakan untuk mendukung program breeding intensif di fasilitas suaka," ucap Satyawan.

Satyawan mengatakan pihaknya membangun kemitraan dengan beberapa pihak untuk konservasi badak sumatera, antara lain Yayasan Badak Indonesia (YABI), Forum Konservasi Leuser, dan AleRT. Saat ini, kata dia, tengah disusun pula rencana kerja sama dengan WWF untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya badak.

"Untuk kerja sama tidak menutup kemungkinan melibatkan juga pihak lainnya, dengan prinsip mutual trust, mutual respect, dan mutual benefit," ucapnya.

Untuk konservasi badak jawa yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon, Satyawan menambahkan, pihaknya berjanji terus meningkatkan pengamanan kawasan dan populasi bekerja sama dengan mitra teknis, masyarakat, serta TNI dan Polri. Langkah lain yang dilakukan, kata dia, meningkatkan upaya penegakan hukum bagi mereka yang terbukti berburu badak.

Dilakukan pula peningkatan monitoring Badak Jawa melalui desain pemasangan camera trap yang lebih sistematis. "Kami juga mengadopsi keberhasilan pengembangbiakan semi alami untuk menghindari inbreeding di SRS Way Kambas melalui JRSCA (Javan Rhino Study and Conservation Area) di Taman Nasional Ujung Kulon," ucapnya.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus