Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pilpres

PKB Sindir Gerindra : " Lu 11 Gua 12 , Lu Nggak Jelas, Gua Lepas"

PKB terus meminta kejelasan soal nasib Muhaimin Iskandar menjadi cawapres pendampin capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

1 Agustus 2023 | 16.03 WIB

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid saat menghadiri acara peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023. Istimewa
Perbesar
Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid saat menghadiri acara peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 24 Juni 2023. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus berupaya mendesak mitra koalisinya di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), Partai Gerindra, untuk segera menetapkan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto. Yang terbaru mereka menggelar acara dengan tema "Gus Imin Pilih Siapa?" di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa, 1 Agustus 2023.

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid dan Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PKB Syaiful Huda. Dalam pemaparannya, Jazilul menegaskan PKB akan tetap setia pada KIR. Meskipun demikian, dia menyatakan kesetiaan partainya tersebut juga harus dibarengi dengan kesetiaan dari Gerindra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Yang jelas, PKB masuk kategori partai yang setia, kalau yang di sana juga setia," kata Jazilul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Tidak hanya menyinggung kesetiaan dari rekan koalisi, Ia juga mengutip kata-kata dari konten dari media sosial.

" Apa itu ada biasanya itu di YouTube itu, kalau enggak salah, lu 11 aku 12. Lu enggak jelas gua lepas," kata dia. 

PKB berkali-kali ancam akan keluar dari KIR

Pernyataan akan keluar dari KIR ini bukan pertama kalinya terlontar dari para poltikus PKB. Menurut catatan Tempo, mereka terus mendesak Gerindra sejak keluarnya keputusan Ijtima Ulama Nusantara pada Januari lalu. 

Dalam acara itu, menurut PKB, para ulama memberikan dukungan kepada Muhaimin Iskandar untuk menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto. Selain itu, mereka juga mendesak penetapan pasangan capres dan cawapres dari KIR dilakukan sebelum berlangsungnya bulan Ramadhan. 

Pada Juni lalu, PKB kembali memberikan ultimatum agar penetuan pasangan capres dan cawapres dari KIR dilakukan pada akhir bulan tersebut. Namun lagi-lagi, ultimatum itu tak berefek besar. 

Selanjutnya, Prabowo melirik Erick Thohir

Belakangan, Prabowo Subianto bahkan dikabarkan akan menggandeng Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres. Keduanya kerap terlihat bersama dalam berbagai kesempatan. Nama Erick juga telah disodorkan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Gerindra.

PKB sendiri telah mendapatkan tawaran untuk berubah haluan. Muhaimin Iskandar bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani pada pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Puan secara terang-terangan menyatakan mereka menginginkan PKB bergabung dalam koalisi mereka untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Puan bahkan sempat menyebut nama Muhaimin sebagai satu dari lima kandidat cawapres yang akan mereka pertimbangkan untuk mendampingi Ganjar. 

PKB punya sejarah panjang dengan PDIP dan Cinlok dengan Gerindra

Menanggapi tawaran dari PDIP tersebut, Jazilul menyatakan bahwa partainya memiliki kedekatan dengan PDIP. Sejak awal berdiri pada 1998, menurut dia PKB nyaris selalu bergandengan tangan dengan PDIP. Kedua partai hanya terpisah ketika PKB memutuskan mendukung pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2014. 

"Kalau kita lihat sejarah maka saya pikir yang paling panjang sejarahnya itu dengan PDIP, sejak kelahiran PKB sampai saat ini. Cuma berbeda jalan dalam dua periode, ketika bersama Demokrat dan kemudian bersatu jalan lagi ketika zaman Pak Jokowi," kata dia.

Sementara soal hubungan dengan Partai Gerindra dengan PKB, Jazilul menyebutnya sebagai cinta lokasi atau cinlok. 

"Kalau Gerindra baru-baru, kalau bahasa anak sekarang cinlok. Jadi bertemu, terus kita tanda tangan," ujarnya.

Gerindra hingga saat ini memang masih belum mau memutuskan siapa cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Meskipun demikian, mereka terus menyatakan bahwa Muhaimin sebagai kandidat paling utama sebagai cawapres.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus