Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KHOFIFAH Indar Parawansa masuk ke ajang pemilihan kepala daerah Jawa Timur sebagai underdog. Dalam pemilihan Juli lalu, dia satu-satunya kandidat perempuan di tengah empat calon lainnya yang semua pria. Ketika kandidat lain sudah mendeklarasikan diri, Khofifah masih bergerilya mengumpulkan dukungan partai politik sebagai syarat pencalonan.
Namun, begitu hasil pemungutan suara dihitung, hampir semua orang terenyak: Khofifah meraih suara terbanyak setelah pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid ini meraih 25,3 persen suara, dus, menyingkirkan sejumlah calon yang lebih difavoritkan.
Kemenangan mengejutkan Khofifah tak lepas dari dukungan konsultan politik yang disewanya. Tiga bulan sebelum pemilihan, dia menggunakan jasa Strategic Political Intelligence alias Spin yang diarsiteki mantan wartawan Hamid Basyaib. ”Tugas kami menonjolkan potensi terbaik si calon dan menampilkannya kepada publik,” kata Hamid kepada Tempo dua pekan lalu.
Khofifah, misalnya, ”dijual” sebagai satu-satunya calon gubernur dari Nahdlatul Ulama—organisasi massa yang memiliki banyak pengikut di Jawa Timur. ”Calon NU yang lain hanya jadi kandidat wakil gubernur,” kata Hamid. Yang dimaksud Hamid adalah Ketua Gerakan Pemuda Anshor Saifullah Yusuf (kandidat dari Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera) serta Ketua Nahdlatul Ulama Jawa Timur Ali Maschan Moesa, yang mendampingi Soenarjo (kandidat Partai Golkar).
Peran Spin tentu tak hanya itu. Mereka juga mengadakan riset dan menganalisis kecenderungan pemilih di Jawa Timur. Hasilnya: tak semua kabupaten punya karakteristik pemilih yang sama. Pendekatan kampanye harus menyesuaikan diri. ”Kami menemukan bahwa kampanye di televisi tidak efektif di Jawa Timur,” kata Hamid lagi. Dengan data itu, tim sukses Khofifah memutuskan tidak jorjoran membelanjakan duit untuk beriklan di layar kaca. ”Banyak dana yang bisa kami hemat,” ujar Hamid.
Karena itulah, meski pada putaran pertama mereka hanya menduduki posisi nomor dua di bawah pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf, kubu Khofifah sudah merasa di atas angin. ”Ketika dulu mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum daerah, popularitas Khofifah hanya tiga persen,” kata Hamid bangga. Tentu saja, manjur-tidaknya nasihat politik Spin masih harus dibuktikan pada putaran kedua pemilihan kepala daerah Jawa Timur yang akan digelar awal November nanti.
DUA-tiga tahun terakhir, bisnis konsultan politik di Indonesia memang makin semarak. Dengan 33 kursi gubernur, 450 lebih kursi bupati dan wali kota plus ribuan kursi Dewan Perwakilan Rakyat serta parlemen daerah yang diperebutkan, pasar bagi bisnis konsultan politik memang amat menggiurkan.
Sebelum Spin yang berdiri awal tahun ini, sudah ada Fox Indonesia, perusahaan konsultan politik yang beken dengan iklan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir: ”Hidup adalah perbuatan.”
Direktur Eksekutif Fox Indonesia Choel Mallarangeng menyebut ada tiga faktor yang berpengaruh dalam kemenangan seseorang dalam sebuah pemilihan langsung. Ketiganya adalah tingkat pengetahuan publik mengenai si calon (awareness), disukai-tidaknya si calon (likeability), dan tingkat kemungkinan dipilihnya si kandidat (electability).
Rumusnya, kata eks praktisi marketing ini, sederhana. Untuk menang, seorang calon harus dikenal oleh minimal 81 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 75 persen di antaranya harus menyukai si kandidat. Nah, dari semua pemilih yang menyukai si kandidat, paling sedikit 50 persen di antaranya harus mau mencontreng nama si kandidat di bilik suara kelak. ”Kalau sudah begitu, dijamin menang,” katanya.
Tentunya agar seorang kandidat dikenal, disukai, dan akhirnya dipilih, seluruh aspek penampilan, kepribadian, dan isu kampanye yang diusung harus dipermak untuk memenuhi harapan khalayak. ”Kami punya tim khusus yang menangani style and content kandidat, dari memperbaiki gayanya saat bicara sampai menjadi ghost writer untuk menyiapkan isi pidatonya,” kata Choel berpromosi.
Adik juru bicara Presiden Andi Mallarangeng ini lalu bercerita soal strateginya mengantar Alex Noerdin menjadi Gubernur Sumatera Selatan, mengalahkan gubernur sebelumnya, Syahrial Oesman, pada pemilihan awal September lalu. ”Enam bulan sebelum hari pemilihan, popularitas Alex hanya 32 persen, jauh di bawah Syahrial.”
Strategi pertama Fox ketika itu adalah membombardir seluruh Sumatera Selatan dengan iklan di televisi, radio, dan koran. ”Kami perlu merebut air supremacy, untuk softening the ground, sebelum ’serangan darat’ dilancarkan,” kata Choel, meminjam istilah militer.
”Setelah itu, baru kami melakukan survei untuk mengetahui kabupaten mana yang masih resistan, mana yang sudah lunak.” Rencana kampanye baru disusun untuk memenangi hati pemilih di daerah-daerah yang masih emoh memilih Alex.
PELOPOR bisnis konsultan politik di Indonesia adalah Denny Januar Ali dengan Lingkaran Survei Indonesia-nya. Sebelum bermain solo, Denny semula berkongsi dengan pengamat politik Saiful Mujani, mendirikan lembaga survei dengan akronim nama yang sama: LSI, singkatan dari Lembaga Survei Indonesia.
Denny pun mengaku mulai tertarik menjadi konsultan politik pada 2005. Ketika itu, mengikuti aturan dalam Undang-Undang Pemerintahan Daerah yang baru, untuk pertama kalinya kepala daerah harus dipilih secara langsung. Doktor politik lulusan Ohio State University, Amerika Serikat, itu mencium peluang. ”Politik sudah berubah, tapi banyak orang belum tahu apa yang menentukan kalah-menangnya seorang kandidat jika yang memilih adalah jutaan orang,” kata Denny.
Seperti juga Spin dan Fox, Lingkaran menyediakan jasa komplet untuk memenangkan seorang kandidat. Mulai survei popularitas kandidat, kampanye dari pintu ke pintu, hubungan dengan media, pencitraan, sampai iklan kampanye di radio, koran, dan televisi. ”Kami juga membantu memilih foto mana yang cocok untuk baliho, poster, dan surat suara,” kata Denny.
Lalu yang paling penting adalah merumuskan isu kampanye. ”Kami sering meminta agar calon itu fokus. Seorang kandidat bisa menang dengan satu isu saja,” kata Denny. Lewat survei dan seperangkat studi, Lingkaran memilihkan isu yang paling pas untuk si kandidat dan paling mengena dengan mood pemilih di wilayah itu.
Jasa lobbying dan political networking juga masuk daftar menu yang disediakan. Seorang konsultan politik mengaku bisa menyediakan kandidat bayangan untuk memecah suara lawan. Konsultan juga bisa disewa untuk mengumpulkan dukungan partai politik sesuai dengan syarat pencalonan di Komisi Pemilihan Umum daerah. ”Apa pun bisa kami lakukan untuk memenangkan klien, kecuali tentu yang melanggar hukum,” ujar Denny.
Ada dua jenis konsultan politik di Indonesia. Ada yang menyediakan pelayanan model one-stop-service, seperti Fox, Spin, dan LSI. Ada juga yang hanya menyediakan jasa tertentu—seperti pembuatan iklan politik, lobi, atau media relation. Biasanya order recehan seperti ini jatuh ke tangan perusahaan hubungan masyarakat, biro iklan, atau event organizer.
Di daerah, bisnis semacam ini juga marak. Umumnya, mereka disewa untuk menyediakan data pembanding guna menguji akurasi hasil survei atau nasihat yang diberikan konsultan lain. Institut untuk Isu Sosial Politik Ekonomi di Sulawesi Selatan yang disewa Gubernur Syahrul Yasin Limpo, misalnya. Salah satu tugas lembaga ini adalah mengadakan survei pemilih sebagai pembanding data Lingkaran Survei Indonesia, yang juga disewa Syahrul. ”Waktu itu, survei internal kami ini hanya berselisih tiga persen dengan survei LSI,” kata Imam Mujahidin, Direktur Eksekutif institut itu.
Lalu berapa harga sewa konsultan politik? Sayangnya, tak ada yang mau buka-bukaan. ”Masak ada lawyer yang membuka besar fee-nya?” kata Choel tersenyum. Denny sedikit memberi isyarat. ”Tarif kami tergantung lokasi, jumlah penduduk, luas, dan kondisi geografis wilayah itu serta tingkat popularitas si kandidat sendiri,” katanya. Satu yang jelas, tak ada patokan harga di bisnis ini. Kata Choel, ”Harga pasarnya belum terbentuk.”
Wahyu Dhyatmika, Sahala Lumbanraja (Jakarta), Irmawati (Makassar)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo