MENLU Ali Alatas pekan ini memang supersibuk. Selain menjadi uberan wartawan, sejumlah menteri luar negeri antre menemuinya di ruang G12 Jakarta International Convention Centre. Akhir pekan lalu, Alatas sempat menerima Didi Prambadi, Leila S. Chudori, dan Toriq Hadad dari TEMPO untuk wawancara khusus. Petikannya: Nonblok diarahkan sebagai forum dialog Selatan-Selatan dan UtarawSelatan. Seberapa kuat posisi tawarmenawar kelompok negeri Selatan, yang kebanyakan masih miskin, terhadap kelompok negeri Utara? Saya akan mulai dari awal. Dalam mengevaluasi perubahan dunia, Gerakan Nonblok pada KTT ini harus keluar dengan suatu konsensus bersama yang jelas dan rinci. Baik mengenai makna perubahan itu sendiri maupun apa yang akan dilakukan Nonblok dalam menghadapi implikasi perubahan tadi. Ini sudah dimulai sejak KTT Beograd (1989) dan prosesnya jalan terus. Kini sudah tercapai beberapa kesepakatan dasar. Antara lain, mengingat hubungan Timur-Barat dan Utara-Selatan belum banyak berarti, Nonblok sepakat: menempatkan masalah pembangunan ekonomi dan hubungan ekonomi internasional dalam peringkat atas skala prioritasnya. Bukan berarti Nonblok telah menjadi gerakan ekonomi? Sekalipun, dalam pertumbuhan dunia, tidak mudah untuk menarik garis tegas antara masalah politik dan ekonomi. Tapi, proses yang sekarang sedang kita alami menuju tatanan dunia baru, adalah proses politik yang menuntut Nonblok harus aktif. Nonblok tak ingin negara kuat mendikte tatanan dunia baru nanti. Karena, itu akan jauh dari perjuangan Nonblok selama 30 tahun ini. Adalah Bung Karno yang pada tahun 1961 mengatakan: to build the world a new. Suatu ucapan yang merefleksikan Gerakan Nonblok. Jadi, dialog dan negosiasi antara Utara dan Selatan perlu dihidupkan kembali? Benar. Belajar dari pengalaman tahun 70an, yang penuh frustasi dan macetnya pembicaraan, dialog baru nanti harus punya dasar baru. Dulu, seolaholah negara berkembang menuntut ini dan itu dalam sebuah daftar panjang. Hingga negara maju menganggap negara berkembang cuma mau duit, minta amal (charity) saja. Dan sekarang? Sekarang, seperti disampaikan dalam pidato Presiden Soeharto di KTT ini, dialog harus didasarkan pada empat prinsip: dialog itu perlu karena dunia kian terkait (interdependensi), dialog itu harus didasarkan pada kepentingan bersama, dialog harus didasarkan pada tanggung jawab bersama, dan harus didasarkan atas prinsip saling menguntungkan. Contoh dari kerja sama Utara-Selatan yang bagus itu apa Pak? Masalah lingkungan, misalnya. Dengan adanya konperensi di Rio de Janeiro, negara Utara-Selatan sama-sama untung karena masalah lingkungan dibeberkan dengan rasional dan nonkonfrontatif. Kabarnya utang Selatan yang tak tertagih mencapai US$ 1,7 trilyun. Bagaimana langkah kongkret Nonblok menghadapi soal ini? Indonesia mengharapkan dari KTT ini akan muncul suatu kesepakatan dan tekad agar Nonblok secara kongkret dan praktis menggairahkan kerja sama Selatan-Selatan. Karena, bertahuntahun Nonblok hanya ngomong soal yang umum. Sekarang diharapkan Nonblok lebih "membumi". Itu sebabnya lalu muncul Komisi Selatan dari Julius Nyerere, yang diteruskan menjadi think tank Selatan. Sebagai kesadaran baru, dibentuklah G 15, yang sudah dua kali bertemu pada tingkat pejabat tinggi di Kuala Lumpur dan Caracas. Tiap negara harus membayar kontribusi setahun US$ 200.000. Kelompok 15 kini siap dengan beberapa hal nyata. Misalnya, pusat data tentang perdagangan dan teknologi, yang akan didirikan di Malaysia. Indonesia malah mengadakan suatu ad hoc group of advisors untuk membantu mengurusi soal utang. Nantinya, proyek ini akan ditawarkan pada semua negara GNB. Betulkah ada ide penghapusan utang Selatan yang akan dibicarakan dalam KTT kali ini? Struktur dan profil utang tiap negara berbeda. Namun, GNB minta adanya prinsip umum yang harus diterima oleh negara donor. Antara lain, pendekatannya harus membuat negara peminjam mampu untuk bangkit kembali. Taruhlah, ada utang sebuah negeri GNB yang dihapus. Tapi, kalau tak ada uang yang membuat negara itu bisa bangkit kembali, apa gunanya. Prinsip Gerakan Nonblok, seperti Pak Ali katakan, akan dihormati melalui PBB yang kuat. Tapi, akhir-akhir ini banyak resolusi PBB yang didominasi oleh AS. Maka dari itu Nonblok selalu menuntut agar PBB menjadi sendi utama tatanan dunia baru. Apakah yang Anda maksud adanya restrukturisasi anggota Dewan Keamanan PBB, misalnya? Itu antara lain. Tapi, Nonblok tak pernah menyebutnya secara spesifik. Terus terang, Dewan Keamanan kini tak lagi merefleksikan konstalasi kekuatan dunia. Misalnya, mengapa Jerman dan Jepang tak terwakili. Justru yang terwakili Prancis dan Inggris. Lalu, kok DK begitu dominan. Harusnya ada keseimbangan dong dengan Majelis Umum. Nonblok juga menghendaki agar Sekjen PBB diberi kekuasaan yang lebih besar dan jangan terlalu terkekang seperti sekarang. Sekjen itu harus ada hak inisiatif. Jadi, dengan hak itu, belum sampai ada krisis, Sekjen sudah bergerak tanpa harus pergi ke DK dulu. Apakah GNB akan secara kongkret membuat pernyataan tentang berbagai ide soal PBB? Kita akan usulkan agar dibentuk suatu kelompok kerja Nonblok yang diberi tugas untuk senantiasa menyumbangkan ide kongkret. Itu bisa diusulkan berkedudukan di PBB dan kemungkinan nanti diketuai oleh Indonesia. Bagaimana soal Bosnia . . .? Soal Bosnia pasti dibahas dan itu tak bisa dielakkan. Bagaimana Nonblok bisa tahan, sementara itu semua orang melihat soal Bosnia sebagai problem yang besar. Bahwa soal Yugo dibahas dan menjadi bagian dokumen akhir KTT nanti, itu pasti. Debat tentang Yugo kok menjadi begitu alot, ya? Itulah. Syukur, akhirnya tercapai konsensus untuk menunda masalah itu di PBB. Irak, Libya, dan Kuba selalu punya masalah dengan AS. Apakah GNB akan mengeluarkan pernyataan tersendiri atas tindakan AS terhadap negaranegara tersebut? Akan ada pernyataan tentang itu. Tapi, ini memang masalah peka. Apalagi PBB sudah mengeluarkan serangkaian keputusan DK. Kalau sudah menyangkut DK, semua anggota harus melaksanakan. Di sini letak kepekaannya. Tapi bukan berarti GNB tak punya sikap. Dan AS kita anggap dalam soal ini memang sudah keterlaluan. Jadi, akan ada paragraf dan referensi mengenai soal blokade ekonomi dari AS terhadap Lybia, juga soal Irak dan Kuwait. Bagaimana GNB menyelesaikan urusan Kuba dengan AS? Adalah AS yang memblokir Kuba. Dalam hal ini GNB punya satu posisi. Jangan kemudian ada yang menafsirkan GNB mau konfrontasi dengan AS. Tapi, kehormatan GNB mengharuskan GNB mengambil suatu posisi yang obyektif dengan mengatakan, "Apa dasarnya AS melakukan blokade ekonomi." Kalau tak senang dengan sistem politik Kuba, itu boleh-boleh saja. Ini kan soal yang obyektif. Jadi, hendaknya Amerika jangan marah, dong. Apakah suara GNB terhadap Amerika ini akan efektif mengingat banyak negara sangat bergantung pada Barat? Memang benar. Di situlah letak manfaatnya jika negara yang lemah bersatu di bawah naungan Nonblok. Jadi, kita bisa saling membantu dan mendukung. Tapi, terhadap anggotanya yang jelas bersalah, GNB juga harus bersikap tegas kan? Betul. Misalnya, pendudukan Irak atas Kuwait termasuk yang akan dikutuk dalam final draft KTT. Sekalipun keduanya adalah anggota GNB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini