Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 13 delegasi dari berbagai universitas di Inggris melakukan kunjungan ke Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada atau UGM. Dalam kunjungan itu, mereka menawarkan pendidikan tingkat master dan program doktor untuk dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kunjungan yang dikemas dalam kegiatan Networking & Study in UK Expo berlangsung di Gedung Teaching Industry Learning Centre (TILC) Sekolah Vokasi UGM. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Sekolah Vokasi UGM dan Indonesia-Britain Education Centre (IBEC) ini para delegasi memberikan layanan konsultasi berbagai aspek terkait kelangsungan pendidikan tingkat master dan program doktor di Inggris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senior Counsellor IBEC, Satyadhi Hendra, menjelaskan kegiatan expo sebagai salah satu kegiatan umum yang biasa dilakukan IBEC bekerja sama dengan universitas-universitas di Indonesia. Untuk kali ini di Sekolah Vokasi UGM untuk memperkenalkan perguruan-perguruan tinggi di Inggris kepada civitas akademika Sekolah Vokasi UGM.
“Kita berharap Sekolah Vokasi UGM bisa mendapat keuntungan dari kerja sama baru ini guna pengembangan-pengembangan kerja sama berikutnya maupun pengembangan kurikulum,” ujarnya di Gedung TILC Sekolah Vokasi UGM pada Rabu, 14 Juni 2023 dilansir dari situs UGM.
Satyadhi menuturkan dengan adanya kunjungan delegasi Inggris ini diharapkan penelitian-penelitian Sekolah Vokasi UGM dapat berkembang.
“Itulah beberapa tujuan dari kegiatan ini. Kami memberikan kesempatan setiap mahasiswa yang hadir bisa memahami atau mengetahui kira-kira ingin melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi seperti apa di Inggris,” ucapnya.
Para delegasi yang hadir antara lain Peter Nuttall dari University of Bath, Audrey Kon dari Durham University, Cal Vin Choong dari University of Exeter, Alfin Firdaus dari University of Glasgow, Darshiny dari University of Leeds, dan Sissy Ariandi Tracey Tee dari University of Liverpool.
Hadir pula Lillian Chua dari University of Sussex, Anisa Atlasi Barker dari University of Manchester, Jessika Azis dari University of Newcastle, Yurika Sunardi dari Queen’s University Belfast, Edwina Goh dari University of York, Amrit Kaur dari University of Nottingham, dan Kawin Siriwattanakosol dari University of Northumbria.
Para delegasi secara detail menjelaskan program studi S2 maupun S3 yang ada di Inggris. Mereka juga membantu agar mereka yang berminat bisa melakukan proses pendaftaran dan mempermudah proses berikutnya.
Mereka pun menjelaskan berbagai skema beasiswa berupa potongan uang sekolah. Potongan uang sekolah di masing-masing pergruan tinggi di Inggris bervariasi mulai dari pemotongan £2.000 -£10.000.
Meski begitu ada juga perguruan tinggi yang melakukan pemotongan mencapai £20.00. Bahkan, ada beberapa yang memberikan beasiswa secara penuh alias gratis sekolah.
“Jadi, ada beberapa perguruan tinggi di Inggris yang menyediakan beasiswa penuh untuk jenjang S2, namun tidak untuk jenjang S1 atau S3,” jelas Satyadhi Hendra.
Pilihan Editor:
Dibantu AI, The Beatles akan Rilis Lagu Terakhir Tahun Ini