Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

5 Daftar Sarapan Sandiaga Selama Kampanye Pilpres 2019

Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno selalu menyempatkan sarapan panganan khas di daerah ia kampanye Pilpres 2019.

26 Desember 2018 | 09.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno (kedua kanan) menyantap bubur saat melakukan kampanye di Bandung, Rabu, 14 November 2018. ANTARA/Raisan Al Farisi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno dalam setiap kampanye di berbagai daerah, hampir pasti menyempatkan diri untuk mencicipi makanan populer sebagai menu sarapan. Mulai dari bubur, soto, hingga nasi kuning sudah ia santap. Ia menilai bisnis kuliner penting, karena banyak menyerap lapangan kerja dan dapat menghidupi masyarakat sekitar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lapak yang biasanya dikunjungi adalah penjaja makanan di warung-warung sederhana. Karena, kata Sandiaga, industri kecil dan menengah adalah denyut ekonomi Indonesia yang sesungguhnya. "Prabowo dan Sandiaga akan fokus pada gerak ekonomi rakyat," kata dia saat menyantap sarapan di Makassar Selasa 25 Desember 2018 kemarin.

Berikut menu sarapan Sandiaga selama berkampanye:

1. Soto Rp 5.000, Solo

Mengawali safarinya ke Kota Solo dan sekitarnya pada 22 September lalu, Sandiaga dan rombongan langsung menuju kawasan Pasar Kembang untuk sarapan. Di warung tenda milik Pak Timbul, ia menikmati soto hangat yang biasa dijual seharga Rp 5.000 per mangkuk.

Sandiaga mengaku kaget dengan harga yang sangat murah, menurutnya itu luar biasa. Bahkan ia salut dengan konsistensi Pak Timbul yang tetap menahan harga murah, meski menurutnya harga bahan baku sedang naik. "Mereka tidak serta merta menaikkan harga, agar tidak memberatkan konsumen," kata Sandiaga.

2. Bubur Mang Oyo, Bandung

Saat berkampanye di Bandung, Jawa Barat pada 14 November, Sandiaga memilih sarapan dengan semangkuk Bubur Mang Oyo, yang cukup legendaris di sana. Bubur ini memiliki tingkat kekentalan yang luar biasa sehingga tidak tumpah saat mangkuk dibalikkan.

Sandiaga mengaku takjub dengan kekentalan bubur ini. Ia mengatakan keunikan Bubur Mang Oyo itu adalah ilustrasi Indonesia. "Itu sebetulnya sebuah ilustrasi dari bangsa kita yang lengket, yang bersatu padu," kata dia.

Ia juga mengatakan Bubur Mang Oyo ini bisa jadi inspirasi pada Pilpres 2019 untuk menjaga kerukunan, solid, lengket, dan sangat dekat. Tidak tumpah, dan tidak tercerai berai.

3. Soto Bathok, Yogyakarta

Mengunjungi DIY Yogyakarta pada 16 November, Sandiaga Uno memilih Soto Bathok Mbah Katro di utara Cadi Sambisari, Kalasan, Sleman, sebagai destinasi pertama. Di sini Sandiaga menyantap soto bhatok yang banyak direkomendasikan oleh timnya yang berada di Yogya.

Sandiaga memakan soto yang dituangkan dalam batok kelapa ini dipadukan dengan tempe setebal lima kartu ATM. "Rasanya ruarrr biasaa," kata Sandiaga.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan bila terpilih sebagai wakil presiden dirinya berharap dapat menurunkan kurs dollar. Agar kebutuhan pokok tidak naik. Karena untuk berjualan soto dan tempe membutuhkan banyak pokok makanan.

4. Nasi goreng, Palembang

Di Palembang, Sandiaga memilih sarapan di warung Madina, Pasar Kuto pada 8 Desember lalu. Ia memesan kopi susu, nasi goreng, srikaya, dan otak-otak. Ia pun memuji kepiawaian sang empunya warung meracik makanan. "Enak semua makanan ibu Nila ini," kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan, bisnis kuliner seperti ini bukan saja berpotensi untuk menyediakan dan menciptakan lapangan kerja, tapi dengan lokasi warung Madina yang berada di dekat pasar juga dapat mempengaruhi keramaian pasar. "Jika kuliner di pasar enak seperti ini, pasar pun juga ikutan hidup," tutur dia.

5. Nasi kuning, Makassar

Berkampanye di Makassar, Sulawesi Selatan pada 25 Desember, Sandiaga sempat mencicipi nasi kuning Riburane, menu sarapan yang populer di kalangan masyarakat Makassar. Saat mencicipi nasi kuning yang konon didirikan sejak 1980 ini, Sandiaga mengaku ketagihan.

Bersama irisan paru, telur, dan mie, ditambah dengan sambal dan siraman kuah daging. "Tambah nikmat," kata Sandiaga. Ia pun berharap usaha nasi kuning Riburane ini bisa berkembang dan sampai ke seluruh Indonesia. Atau paling tidak, kata dia, bisa menjadi tujuan wisata nomor satu di Makassar.

"Prabowo dan Sandi akan fokus pada gerak ekonomi rakyat. Industri kecil dan menengah adalah denyut ekonomi Indonesia sesungguhnya, termasuk nasi kuning Riburane ini," kata Sandiaga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus