Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

6 Cara Mencegah Kebakaran Hutan Ganggu Asian Games 2018

Pakar dari IPB berbagi cara untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan mengganggu Asian Games 2018.

17 Agustus 2018 | 09.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang warga memadamkan api yang membakar lahan gambut di Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Riau, Ahad, 12 Agustus 2018. Warga ikut membantu memadamkan api agar tidak menjalar ke kawasan perkebunan. ANTARA/Aswaddy Hamid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membayangi pelaksanaan Asian Games 2018 di Palembang. Kebakaran hutan dan lahan bahkan sempat terjadi di dekat Wisma Atlet di Komplek Jakabaring Sport Center, Jumat hingga Sabtu, 11 Agustus 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bambang Hero Saharjo, ahli kebakaran hutan dan lahan dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor kepada Tempo pada Kamis, 16 Agustus 2018 memberi enam langkah yang dapat dilakukan pemerintah dalam menangani karhutla agar penyelenggaraan Asian Games 2018 di Palembang berjalan lancar.

1. Penambahan Alat Bantu Untuk Monitoring.

Menurut Bambang, saat ini pemerintah seharusnya mulai menggunakan alat bantu lain untuk monitoring hutan seperti Ground Water Level. "Sayangnya, di Sumatera Selatan kalau nggak salah dari 10 alat yang ada di lapangan, dua itu tidak bagus dan 1 sedang bermasalah," kata Bambang.

2. Perlengkapan Fasilitas Informasi di Operation Room.

Bambang mengatakan pemerintah harus menambah alat untuk memantau informasi titik api. Bahkan alat-alat itu harus bisa membaca peningkatan partikel, kecepatan angin. "Mestinya operation room dilengkapi tidak hanya dengan citra satelit, karena selama ini hanya satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dengan Modis Terra-Aqua tapi juga harus dilengkapi dengan Visible Infrared Imaging Radiometer Suite (VIIRS)," kata dia. Citra satelit ini, kata Bambang, dapat mendeteksi pergerakan titik api bahkan di malam hari.

3. Clearance Area Ring 1

Area ring 1 yaitu Jakabaring dan sekitarnya, kata Bambang, harus clearance dan bersih dari ancaman karhutla. Cara yang dapat ditempuh untuk merealisasikan itu dapat dengan menyiapkan sumur bor dan memastikan bahwa sumur bor tersebut berjalan. "(Sekarang) mulai dipastikan apakah sumur bor itu berjalan atau tidak karena saya takutnya nanti sumur bornya pernah dibuat tapi tidak pernah ditengok, jangan-jangan tidak berfungsi lagi," kata dia.

4. Monitoring.

Berkaca pada kejadian Jumat lalu dimana api tahu-tahu sudah sampai di samping Wisma Atlet, Bambang menekankan pentingnya monitoring. Pemantauan, kata Bambang, bisa dilakukan dengan menggunakan pesawat tanpa awak jika memang tidak ada helikopter. "Karena kita tidak tahu lah ya maksud orang seperti apa dan orang tidak menyangka (api) akan muncul seperti itu," katanya. Menurut Bambang, petugas pemantau harus benar-benar jeli dan cermat dalam melihat indikasi peluang terjadinya peningkatan suhu yang mengarah pada kebakaran.

5. Jangan Perlakukan Tanah Gambut Sama Dengan Tanah Mineral

Bambang mengaku terkejut ketika menyaksikan setelah kebakaran usai di salah satu lokasi dengan tanah bergambut, tanah tersebut dibiarkan begitu saja. Menurut ia, tanah gambut tidak bisa dibiarkan seperti tanah mineral."Karena gambut bisa menyimpan bara itu di permukaan," ucapnya. Sehingga, dia menyarankan agar daerah gambut tersebut dibasahi. Kebakaran di tanah gambut, tuturnya, berbeda dengan kebakaran di tanah mineral. "Kalau di tanah mineral bahan bakarnya habis selesai, tapi kalau tanah gambut itu bagian atasnya terbakar bawah gambutnya itu sendiri bahan bakar," tuturnya.

6. Deposit Air Untuk Membasahi Gambut

Bambang menyarankan salah satu solusi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan mengganggu Asian Games 2018 meninggikan tingkat permukaan air menggunakan metode kanal dan sumur bor. Hal ini, kata Bambang, sangat menentukan karena mempengaruhi tingkat kebasahan gambut yang ada di permukaan tersebut. "Kalau dia makin tinggi muka air di salurannya maka peluang pengeringannya tinggi sehingga pembahasan gambut bisa terbantu," kata Bambang.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus