Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BELUM genap setahun memimpin Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono sudah digoyang. Sejumlah kader disebut-sebut merencanakan kongres luar biasa untuk menurunkan dia. Agus mengklaim semua kader solid mendukungnya. “Pelaku gerakan menyasar kader yang dianggap jauh dari pusat,” tulis Agus dalam wawancara tertulis dengan Tempo yang disampaikan melalui Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Agust Jovan Latuconsina pada Jumat, 5 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepemimpinan Anda di partai dipersoalkan sejumlah kader. Bagaimana tanggapan Anda?
Saya terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi. Setelah itu, saya menyusun kepengurusan yang usia pejabatnya relatif muda, namun masih ada juga kader senior yang dilibatkan. Ada anggapan saya belum siap memimpin, dan itu wajar-wajar saja. Tanpa banyak bicara, kami mampu melampaui target kemenangan dalam pilkada 2020 dan tren elektabilitas partai terus meningkat.
Kenapa sampai ada kader yang merencanakan kongres luar biasa?
Saya mulai mendengar gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat sebulan lalu. Ada laporan bahwa segelintir orang mengajak sejumlah pengurus daerah menggelar kongres luar biasa. Dalam pertemuan yang dihadiri mantan kader Demokrat dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, KLB itu rencananya diadakan untuk menjadikan Moeldoko sebagai ketua umum demi pencapresannya pada 2024. Mereka datang karena menghormati pengundang yang merupakan kader senior dan menjanjikan dana bantuan sosial bencana alam.
(Moeldoko mengaku pernah bertemu dengan sejumlah kader Demokrat, tapi acara itu disebut sekadar minum kopi. Ia membantah berniat mencalonkan diri sebagai calon presiden.)
Salah satu pemicu kekecewaan kader kabarnya adalah kepengurusan Anda memungut sejumlah biaya, misalnya untuk surat rekomendasi calon kepala daerah.
Mungkin itu suara dari mereka yang kecewa terhadap keputusan partai terkait dengan pilkada. Partai punya mekanisme dalam menentukan kandidat calon kepala daerah.
Pengurus daerah mendukung Anda?
Para kader yang sudah dihubungi pelaku pengambilalihan menolak rencana itu. Saya yakin para pengurus solid dan bersatu. Mereka sudah menyatakan kesetiaan, tunduk, dan patuh kepada partai serta kepemimpinan ketua umum.
Apa respons ayah Anda, Susilo Bambang Yudhoyono?
Bapak memang sudah tak aktif berpolitik praktis. Namun, sebagai ketua majelis tinggi, beliau masih memiliki perhatian terhadap isu yang serius dan mendesak. Dalam konsultasi saya dengan beliau, kami sepakat gerakan pengambilalihan itu bukan masalah internal semata, melainkan wujud intervensi eksternal yang mengancam kedaulatan partai. Beliau berpesan agar kami melihat segala sesuatunya dengan jernih, tegar, dan sabar.
Apa alasan Anda bersurat kepada Presiden Joko Widodo soal kemelut partai ini?
Pelaku gerakan menyebut mendapat restu dari Presiden dan dukungan sejumlah pejabat tinggi negara. Saya bersurat untuk memohon klarifikasi. Ini lebih baik ketimbang menduga-duga dan menjadi spekulasi.
Istana enggan menjawab surat tersebut.
Itu sepenuhnya hak dan kewenangan Presiden Jokowi. Kami hanya mohon penjelasan soal nama elite pemerintahan yang katanya setuju dan mendukung pengambilalihan. Saya menyampaikan dalam surat itu soal keyakinan bahwa Presiden dan para menteri yang disebut-sebut Moeldoko tak mengetahui gerakan itu. Nama mereka sangat mungkin dicatut.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo