Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Alasan Garuda Indonesia Kembali Terpilih jadi Maskapai Penerbangan Haji

Komisi VIII DPR RI mengatakan telah meminta Garuda Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya melayani jemaah haji tahun ini.

6 Januari 2025 | 22.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja merapikan fasilitas di pesawat Garuda Indonesia yang akan digunakan untuk armada angkutan haji 1445 H/2024 di hanggar GMF Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 8 Mei 2024. Garuda Indonesia menyiapkan 14 pesawat berbadan lebar untuk mengangkut 109.072 jamaah calon haji dari sembilan embarkasi yakni Jakarta, Solo, Medan, Padang, Banda Aceh, Makassar, Banjarmasin, Balikpapan, dan Lombok yang akan mulai diberangkatkan pada Minggu (12/5). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau Garuda Indonesia kembali terpilih menjadi maskapai penerbangan untuk keberangkatan dan pemulangan jemaah pada penyelenggaraan ibadah haji 2025. Garuda Indonesia lulus seleksi yang dilakukan Kementerian Agama dari empat kandidat maskapai lainnya meski tahun lalu mengalami banyak keterlambatan pesawat atau delay.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, membenarkan adanya berbagai kendala yang dialami Garuda Indonesia ketika melayani jemaah haji pada 1445 Hijriah atau 2024 Masehi lalu. Ia mengatakan, DPR meminta Garuda agar meningkatkan pelayanannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami meminta pihak Garuda supaya meningkatkan kemampuannya. Dan tahun ini kita merekomendasikan tidak dilayani oleh satu vendor penerbangan,” kata Marwan usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII dengan pemerintah membahas biaya haji 2025, di gedung parlemen, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2025.

Garuda Indonesia memang tidak sendiri tahun ini. Kemenag juga menunjuk Lion Air Group sebagai maskapai penerbangan nasional dan Saudi Airlines sebagai maskapai luar negeri untuk melayani jemaah haji pada 2025. Selain itu, Citilink sempat menjadi pertimbangan, sebelum akhirnya menyatakan diri tidak mampu.

Marwan kemudian mengatakan Lion Air menjadi maskapai nasional lainnya yang mumpuni untuk terlibat dalam penyelenggaraan haji. “Lion Air yang menunjukkan kemampuannya, baik ketersediaan pesawat untuk memberangkatkan (jemaah) maupun cadangan (pesawat). Kemudian, kemampuan mereka melayani jemaah,” ujar dia.

Tahun lalu, ada setidaknya 157 dari 553 kloter penerbangan haji yang mengalami keterlambatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 72 kloter mengalami delay pada fase keberangkatan dan 85 kloter saat kepulangan. Temuan ini berdasarkan hasil evaluasi Komisi VIII DPR RI atas pelayanan penerbangan haji pada 2024.

“Ini cukup memecahkan rekor,” kata Ketua Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid, dalam RDP bersama para direktur utama Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air Group, dan Saudi Airlines pada 2 Januari 2025.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, mengatakan Garuda telah menyiapkan 282 kloter dengan total 14 pesawat untuk pelayanan ibadah haji tahun ini. Selain itu, Garuda menyediakan satu Airbus 330 sebagai pesawat cadangan, yang menurut Wamildan berfungsi untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga seperti delay.

Wamildan menyampaikan komitmen Garuda untuk meningkatkan layanan kepada jemaah haji, baik dalam embarkasi di Indonesia, selama penerbangan, maupun dalam layanan ketibaan dan keberangkatan di antara Indonesia dan Arab Saudi.

“Kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan pada seluruh aspek armada haji, dengan yang pertama menggunakan own aircraft lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kemudian yang kedua, penyediaan armada yang lebih muda dengan usia rata-rata 12 tahun, dibandingkan dengan usia rata-rata tahun lalu di 17 tahun,” kata Wamildan.

Sebelumnya di tahun lalu, Kemenag sempat melayangkan protes kepada Garuda perkara keterlambatan penerbangan. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, saat itu menilai performa Garuda “sangat buruk” lantaran delay yang terus berulang.

“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai kinerja Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional,” ujar Hilman pada 8 Juli 2024, seperti dikutip dari situs web Kemenag.

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus