Antara gulali dan sapi

HAROLD CROUCH, penulis buku The Army and Politics in Indonesia, bekas pengajar Universitas Indonesia dan kini dosen pada Departemen Ilmu Politik Universiti Kebangsaan Malaysia, Kuala Lumpur. Melihat perkembangan di kalangan ABRI dan sipil sekarang, saya kira dwifungsi tidak akan ada perubahan. Kecuali kedudukan sipil yang lemah di bidang politik, juga ABRI kurang memberi peluang cukup besar. Memang ada, tetapi terlalu sedikit. Bagaimana dan siapa yang harus mengontrol dwifungsi? Masalah pokok yang dihadapi Indonesia sekarang ialah belum adanya kekuatan yang cukup besar yang dapat mengontrol pelaksanaan dwifungsi ini. Kecuali oleh ABRI itu sendiri. Saya kira, sampai sekarang pun tidak ada check and balance di Indonesia. Tidak ada kekuasaan yang mengimbangi ABRI. Sedang Golkar saya kira tidak dapat berkembang secara independen sekali. Karena Golkar -- dan juga partai-partai lainnya--masih dikuasai ABRI. Selama Golkar masih dikuasai ABRI, sulit kemungkinan Golkar dapat mengimbangi ABRI. Masalah pokok ABRI dalam pelaksanaan dwifungsi sekarang-maupun nanti adalah: Apakah dwifungsi itu betul-betul diterima oleh kalangan sipil. Sebab, meskipun kalangan sipil kalau ditanya mengatakan setuju, tetapi banyak kalangan sipil lainnya, terutama yang terpelaar, kurang begitu puas dengan pelaksanaan dwifungsi itu.