Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angka penting merupakan angka hasil perhitungan yang didapatkan dari aktivitas pengukuran. Total angka penting menunjukkan seberapa akurat dan teliti hasil pengukuran yang dilakukan terhadap suatu besaran tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir e-Modul Fisika Kelas X karya Ai Anisah (2019), pengertian angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang mencakup angka pasti dan angka taksiran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka penting yang juga disebut sebagai angka berarti atau angka benar terdiri atas satu atau lebih angka eksak dan satu angka terakhir yang diragukan.
Sementara itu, menurut Sutrisno melalui journal.ipts.ac.id, angka penting merupakan angka-angka yang membentuk bilangan penting, sedangkan Paken Pandiangan menyebut angka penting sebagai angka yang dilaporkan pada hasil pengukuran. Berkaitan dengan konsep angka penting tersebut, terdapat aturan-aturan yang berlaku, apa saja?
Aturan Angka Penting
Mengacu pada fisika.fmipa.unesa.ac.id, berikut beberapa ketentuan angka penting:
- Apabila terdapat tanda koma sebagai penanda bilangan desimal, maka angka nol atau angka bukan nol di bagian paling kanan adalah angka penting. Misalnya, 4,0 memiliki dua angka penting dan 4,0120 memiliki lima angka penting.
- Apabila tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol yang berada di paling kanan adalah angka penting. Misalnya, 15 memiliki dua angka penting.
- Apabila ada atau tidak ada tanda koma, maka angka bukan nol yang berada di paling kiri adalah angka penting. Misalnya, 1,01 memiliki tiga angka penting.
- Angka-angka yang terletak di antara angka penting paling kiri dan paling kanan adalah angka penting. Misalnya, 2.05 memiliki tiga angka penting.
Angka Penting dari Hasil Pengukuran
Angka penting yang didapatkan dari hasil pengukuran terdiri dari angka benar dan angka taksiran atau angka yang diragukan. Semakin teliti suatu pengukuran, semakin banyak jumlah angka penting yang dituliskan.
Misalnya, untuk mengukur panjang benda digunakan alat bantu berupa penggaris yang mempunyai nilai terkecil 0,1 cm. Dari hasil pengukuran, didapatkan panjang benda X adalah 12,5 cm, dengan ketidakpastian sebesar lebih kurang 0,05 cm. Maka, hasil pengukuran ditulis menjadi X = (12,50 ± 0,05) cm.
Pembulatan Angka Penting
Jika jumlah angka penting pada suatu bilangan akan dikurangi, maka beberapa angka penting harus dihapus melalui mekanisme pembulatan. Adapun ketentuan pembulatan angka penting sebagai berikut:
- Apabila sebelum angka 5 terdapat bilangan ganjil, maka dibulatkan ke atas. Misalnya, 3,35 menjadi 3,4.
- Apabila sebelum angka 5 terdapat bilangan genap, maka angka 5 dihilangkan. Misalnya, 4,25 menjadi 4,2.
Aturan Perhitungan Angka Penting
Berikut aturan perhitungan angka penting pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pangkat, dan akar:
Penjumlahan dan Pengurangan
Angka taksiran dari hasil penjumlahan dan pengurangan hanya boleh dituliskan satu. Adapun angka yang digarisbawahi menyatakan angka taksiran. Misalnya, 1.482,372 + 13,8 + 1,49 = 1.497,5.
Perkalian dan Pembagian
Angka penting dari hasil operasi perkalian dan pembagian harus lebih banyak satu dari jumlah angka penting paling kecil pada bilangan yang dihitung. Misalnya, 1,55 (memiliki tiga angka penting) x 72,431 (memiliki lima angka penting) x 125,025 (memiliki enam angka penting) = 14.036,31295 (memiliki 10 angka penting).
Maka, hasil perhitungan angka penting harus dituliskan menjadi empat angka penting (angka penting paling sedikit, yaitu 3 + 1), sehingga menjadi 1.404 x 104 (berlaku pembulatan).
Pangkat dan Akar
Jumlah angka penting dari hasil perhitungan pangkat atau akar harus memiliki angka penting yang sama dengan yang dioperasikan. Misalnya:
- Akar dari 2,25 adalah 1,5, lalu ditulis menjadi 1,50.
- Pangkat dua dari 2,5 adalah 6,25, lalu ditulis menjadi 6,2 (berlaku aturan pembulatan angka 5).
Pilihan Editor: Kapan Sebaiknya Anak-Anak Mendalami Belajar Calistung?