Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Syamsi Dhuha di Bandung memberikan pelatihan literasi digital bagi belasan anak dan remaja difabel netra. Pelatihan itu bertujuan untuk memfasilitasi para difabel netra agar mereka dapat memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk berkarya. “Di era digital saat ini, kemampuan untuk mendapatkan akses informasi, pengetahuan, dan peluang melalui dunia maya sangat penting,” kata Dian Syarief, Ketua Yayasan Syamsi Dhuha, Jumat, 27 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengajar dalam pelatihan literasi digital itu menurut Dian, juga difabel netra yang memiliki kemampuan dan berpengalaman. Keterlibatan mereka untuk memotivasi siswa yang baru belajar literasi digital. ”Bahwa keterbatasan penglihatan tidak jadi penghalang untuk melek digital” kata Dian yang juga low vision itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelatihan literasi digital yang terkait dengan bulan peduli penglihatan atau World Sight Day tiap Oktober itu dibagi menjadi dua kelompok. Menurut Manajer Yayasan Syamsi Dhuha Laila Panchasari, program pelatihan komputer bicara dan bahasa Inggris untuk anak diikuti oleh enam orang peserta.
Mereka pelajar difabel netra kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar yang berasal dari keluarga pra-sejahtera. Sedangkan kelas pelatihan menulis ditujukan untuk kalangan remaja difabel netra. Jumlah pesertanya menurut Laila sebanyak sepuluh orang.
Pengajar komputer bicara lulusan Universitas Pendidikan Indonesia, Popon Siti Latifah, menyatakan senang dilibatkan dalam kegiatan itu. Pesertanya dinilai antusias dan bersemangat serta bisa cepat memahami materi yang diajarkan. Hal senada disampaikan pengajar bahasa Inggris Iden Wahidin. “Anak-anak cepat mengingat kosa kata serta percakapan yang diajarkan,” katanya.
Sementara di kelas penulisan menurut pengajarnya, Arbaiyah Satriani, sepuluh pesertanya juga antusias. “Bahkan bisa menunjukkan hasil tulisan yang cukup bagus untuk kategori penulis pemula,” kata dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung itu.
Rencananya Yayasan Syamsi Dhuha akan membuka kembali program lain yaitu pelatihan coding bagi difabel netra yang berusia dewasa. Meterinya dari tingkat dasar, intermediate, hingga advance, dengan metode belajar daring. Peserta akan belajar untuk dapat berkomunikasi dengan komputer menggunakan bahasa yang sesuai agar komputer dapat melakukan apa yang diinginkan pengguna.
Tahun lalu acara bertajuk Coding Camp itu diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai daerah, seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Banyuwangi, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Jabodetabek, dan Jawa Barat.
Setiap jenjang pelatihan akan berlangsung selama 2,5 bulan lewat 10 kali pertemuan yang masing-masing berlangsung selama 60 menit. Peserta difasilitasi oleh pengajar dari Educourse.id dan difabel netra yang sudah ikuti pelatihan dan menerapkan hasilnya. Antara lain untuk membuka toko daring, company profile dan e-learning.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.