Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bendahara Umum Partai Amanat Nasional Nasrullah mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri itu terungkap dari surat Nasrullah kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang tersebar di kalangan wartawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Surat tersebut bertanggal 20 Desember 2018 dan memuat tanda tangan Nasrullah di atas materai Rp 6.000. Dalam suratnya, Nasrullah hanya menyatakan mundur sebagai bendahara umum DPP PAN periode 2015-2020. Dia tak menyertakan alasan apa pun dalam surat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Demikian surat pernyataan pengunduran diri ini saya buat dengan sebenarnya. Atas kerja sama dan kepercayaan Ketua Umum DPP PAN periode 2015-2020 saudaraku Doktor Haji Zulkifli Hasan kepada saya selama menjabat, saya ucapkan terima kasih," kata Nasrullah dalam suratnya.
Saat dikonfirmasi, Nasrullah membenarkan surat tersebut merupakan surat pengunduran dirinya. Namun Nasrullah tak menjawab saat ditanya ihwal alasannya mundur dari jabatan bendahara umum.
Ia hanya berujar surat itu belum diserahkan kepada Zulkifli. "Surat belum saya serahkan ke Ketum DPP PAN," ujar Nasrullah kepada Tempo, Rabu, 26 Desember 2018.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PAN Saleh Partaonan Daulay enggan berkomentar soal alasan Nasrullah berencana mundur dari jabatannya. Dia mempersilakan hal itu ditanyakan langsung kepada Nasrullah.
Saleh mengaku baru saja bertemu Nasrullah pada Rabu sore tadi. Menurut dia, Nasrullah tengah mengatur waktu untuk bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Namun, kata Saleh, Nasrullah berujar masih akan mendengarkan nasihat dan pandangan Zulkifli. "Dia bilang belum diserahkan, kalau ketemu Ketum akan mendengarkan nasihat, saran, dan masukan dari Ketum. Keputusannya apa pun yang nanti dibicarakan dengan Ketum dia akan sami'na wa atho'na. Akan mendengar dan menerima," kata Saleh.