Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI ruang kerjanya, lantai sembilan Gedung Nusantara I Dewan Perwakilan Rakyat, dua pekan lalu, Mayor Jenderal Purnawirawan Ignatius Mulyono bersiap menjalankan tugas barunya. Anggota DPR dari Partai Demokrat itu mengutak-atik susunan pengurus fraksi.
Seorang petinggi Demokrat mengatakan Mulyono bakal menjadi ketua fraksi, menggantikan Jafar Hafsah. Mulyono menyeleksi personel yang bakal menduduki posisi wakil ketua, sekretaris, dan wakil sekretaris. Berbeda dengan pengurus saat ini, wakil ketua fraksi akan mengurusi bidang tertentu, dari luar negeri, hukum, sampai pendidikan.
Menurut sumber itu, Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sudah meminta Mulyono memimpin fraksi. Rencananya, Mulyono memimpin 147 legislator Demokrat mulai masa sidang berikutnya, bulan depan. "Presiden sudah memanggil Mulyono," katanya. Mulyono sendiri enggan bercerita soal posisi barunya.
Kabar pergantian ketua fraksi mencuat sejak pertengahan Februari lalu. Wakil Ketua Fraksi Demokrat Sutan Bhatoegana saat itu mengatakan bakal ada perombakan besar. Pemicunya adalah keputusan Jafar memindahkan Angelina Sondakh, tersangka kasus suap Wisma Atlet, dari Komisi Olahraga ke Komisi Hukum, yang membuat Yudhoyono murka.
Sejumlah sumber di dalam partai mengatakan penggantian juga untuk melengserkan orang-orang dekat Ketua Umum Anas Urbaningrum. Awal tahun ini, desakan melengserkan Anas, yang disebut-sebut mantan Bendahara Umum Demokrat Nazaruddin menerima uang proyek Hambalang, cukup kuat. Dengan terpilihnya ketua fraksi baru yang menempati ruangan khusus di lantai sembilan, tempat elite Demokrat bermarkas, orang-orang Anas di fraksi juga tergusur. "Ini bagian dari upaya melengserkan Anas," ujar seorang politikus Demokrat.
Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua membantah kabar tentang upaya menggembosi Anas. Ia belum tahu soal terpilihnya Mulyono. Menurut dia, ada sejumlah nama yang muncul, seperti Sekretaris Jenderal Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono dan Sutan Bhatoegana. Nama yang juga cukup kuat adalah Mayor Jenderal Purnawirawan Yahya Sacawiria. "Kami belum membahas soal itu."
Seorang petinggi Demokrat mengatakan Mulyono dipilih karena dianggap tak lagi satu kubu dengan Anas. Meski mendukung pencalonan Anas di Kongres Bandung, Mulyono telah mundur dari posisi Ketua Divisi Pembinaan Organisasi karena tak cocok dengan sekretarisnya, Sudewo, yang disebut-sebut dekat dengan Anas. Dewan Kehormatan Demokrat telah mencopot Sudewo karena dugaan pelanggaran kode etik dalam pemilihan pengurus daerah.
Mulyono oleh koleganya dinilai layak menjadi ketua fraksi. "Dia cukup senior," kata anggota Dewan Pembina, Hayono Isman. Selain telah dua periode di DPR, Mulyono didukung para pensiunan TNI di Demokrat. "Dia bisa merangkul semua kalangan," kata Mayor Jenderal Purnawirawan Salim Mengga.
Kubu Anas sebenarnya punya jago sendiri. Nama yang disebut-sebut adalah Ramadhan Pohan. Ramadhan dianggap cukup netral menyikapi konflik di Demokrat dan tak berpihak pada tiga calon ketua umum yang bertarung dalam Kongres Bandung. Tapi Anas mengatakan belum ada nama yang dibahas. "Belum ada rencana penggantian," ujarnya. Jafar Hafsah enggan menanggapi rencana penggantiannya. "Saya hanya menjalankan tugas," katanya.
Pramono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo