Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB menyalurkan bantuan penanganan banjir dan longsor di Sulawesi Selatan. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayor Jenderal Fajar Setyawan mengatakan tim BNPB hadir untuk meninjau dan memberikan dukungan penanganan bencana yang melanda Provinsi Sulawesi Selatan beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Di Luwu ada korban meninggal dan sudah dilakukan sebagimana mestinya, di Tana Toraja sudah dilakukan penanganan darurat,” ujar Fajar, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Darurat di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, dikutip melalui pernyataan resmi pada Jumat, 1 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fajar juga menyatakan BNPB memberikan dukungan penanganan darurat kepada pemerintah daerah yang wilayahnya terkena dampak bencana. Dukungan tersebut mencakup sumber daya dari pemerintah pusat, seperti anggaran dan peralatan yang diperlukan selama masa darurat.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menerima dukungan operasional Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Dana Siap Pakai senilai Rp 250 juta. Begitu pula, Pemerintah Kabupaten Luwu dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja mendapatkan dukungan operasional penanganan darurat bencana dengan masing-masing dana siap pakai senilai Rp 250 juta.
Pemerintah Kabupaten Tana Toraja juga menerima dukungan logistik peralatan, termasuk perahu karet LCR satu unit, mesin perahu 40HP satu set, pompa alkon lima unit, hygine kit (peralatan kebersihan) lima ratus paket, biskuit protein lima ratus paket, tenda pengungsi dua set, matras lima ratus lembar, nozzle jet 1,5 sebanyak lima set dan sabun cair 984 botol.
Lebih lanjut, Fajar turut mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat Sulawesi Selatan untuk tetap waspada. Sebab, masih berada dalam musim hujan dan potensi terjadinya banjir serta tanah longsor masih cukup tinggi. Ia menekankan pentingnya langkah-langkah mitigasi dan pencegahan sebagai prioritas, agar dampak bencana di masa depan dapat diminimalkan.
“Langkah-langkah mitigasi dan pencegahan adalah prioritas, sehingga ke depan tidak terjadi hal yang sama, seandainya bencana terjadi tidak ada dampak yang signifikan,” kata Fajar.
Fajar turut menyoroti urgensi menjaga alam sebagai upaya pencegahan dampak bencana. Ia menekankan perlunya merawat aliran sungai, memperbaiki tanggul yang rusak, dan segera mengatasi hambatan aliran sungai, seperti pohon yang perlu dihapus.