Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bukan Bocor, Cuma Ambrol

Soal ujian sekolah bocor ke mana-mana. Pemerintah menggelar ujian ulangan, eh, masih bocor juga.

4 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SOAL ujian bocor? Itu lumrah. Tapi yang ini bukan cuma bocor kecil-kecilan seperti biasanya, melainkan ambrol habis-habisan. Soal-soal ujian sekolah menengah umum (SMU) yang digelar dua pekan lalu, ternyata, dijual bebas seperti tempe goreng. "Saya membelinya di kios fotokopi," kata seorang pelajar SMU Negeri 6 Jakarta.

Jangan kaget. Soal-soal ujian yang disebut Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas) itu dijajakan terang-terangan, lengkap dengan kunci jawabannya segala. Dan, ini yang penting, kumpulan soal itu ternyata bukan boong-boongan, tapi 100 persen tulen alias sama persis dengan pertanyaan yang nongol di Ebtanas.

Semula, bocoran itu memang ditawarkan bisik-bisik di kalangan terbatas. Harganya cukup mahal, Rp 450 ribu untuk enam mata pelajaran yang diujikan dalam Ebtanas. Kalau mau beli paket lengkap, termasuk empat paket-soal "cadangan" (untuk jaga-jaga kalau-kalau bocoran master tadi ternyata meleset), ada diskon, cukup membayar Rp 1,25 juta sudah mendapat komplet "pakai telor". Tapi itu standar dua bulan lalu—ketika hari-H Ebtanas masih satu setengah bulan lagi.

Makin hari, seiring dengan derasnya penggandaan dan cepatnya peredaran, harganya juga makin diobral. Dua hari menjelang ujian, bocoran soal lengkap dengan kunci jawaban itu dijual cuma Rp 20 ribu per mata pelajaran. Selain murah, soal bocoran itu begitu mudah diperoleh: di kios fotokopi, di kantin-kantin, bahkan beredar secara berantai dari tangan ke tangan.

Beberapa siswa yang ditemui TEMPO mengaku mendapatkan soal itu dari guru les privat. Kunci jawaban diberikan hanya beberapa hari menjelang Ebtanas. Ada pula yang mengaku, guru lesnya memberikan jawaban lewat radio panggil atau penyeranta (pager) hanya sepuluh menit sebelum Ebtanas dimulai.

Untunglah, para pembobol soal ini kurang pintar bersandiwara. Banyak yang menyelesaikan puluhan soal cuma dalam beberapa menit. Hebatnya lagi, sejumlah murid yang dikenal dongok bin jongkok, eh, tiba-tiba jadi brilian saat Ebtanas. Bermula dari pelbagai keanehan ini, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah membentuk tim investigasi yang dibantu aparat kepolisian.

Temuan sementara mengarah ke sejumlah lembaga bimbingan belajar, yang kini menjamur di Jakarta. Namun, kalaupun dugaan itu kelak terbukti benar, bagaimana mungkin lembaga bimbingan belajar bisa mendapatkan bocoran itu tanpa bantuan "orang dalam"?

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Indra Jati Sidhi, tak menampik kemungkinan pegawai Departemen Pendidikan Nasional terlibat dalam pembocoran soal Ebtanas. Tapi, katanya, "Kalau anak buah saya terlibat, saya akan mundur dari jabatan."

Sementara itu, Himpunan Penyelenggara Kursus Indonesia (Hipki) DKI Jakarta tak keberatan anggotanya diperiksa. Hipki hanya mengingatkan banyaknya kelompok bimbingan belajar "partikelir" yang bersarang di sekolah. Mereka inilah yang berpotensi membocorkan soal karena tak jelas pembinanya.

Beberapa siswa di kawasan Jakarta Selatan yang ditemui TEMPO mengaku mendapatkan bocoran soal dari lembaga bimbingan belajar Sony Sugema College (SSC). Tapi pengelola SSC, Benyamin Woei, menampik tudingan ini. "Saya mendengar ada bimbingan belajar yang terlibat, tapi bukan kami," katanya.

Mengetahui soal Ebtanasnya sudah lebih dulu ambrol, dari Senin hingga Kamis ini, Kantor Wilayah Pendidikan Nasional DKI Jakarta menggelar langkah tegas: mengulang ujian—khususnya untuk mereka yang biasanya dongok tapi tiba-tiba jadi hebat. Berhasilkah siasat uji ulang ini? He-he-he…, no way-lah, yaw. Banyak jalan menuju bocoran. Dua hari menjelang ujian ulang, Jumat pekan lalu, soal-soal ujian ulang itu ternyata bocor juga.

Apakah mereka yang membobol soal ujian ini tak takut mendapat kesulitan mengikuti tes masuk perguruan tinggi? Ah, jangan khawatir. Soal ujian masuk perguruan tinggi negeri pun, hari-hari ini, sudah mulai ditawarkan. "Harganya Rp 4 juta tiap paket," kata seorang siswi SMU di Bulungan, Jakarta Selatan. Edan tenan!

Agung Rulianto, Tomi Lebang, Andari Karina Anom

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus