Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kolom

Bondan Sudah Mundur, namun Urusan Belum Selesai

Bondan Gunawan mengundurkan diri justru karena ingin membuktikan dirinya tak bersalah dalam kasus Bulog. Ataukah ada tekanan lain?

4 Juni 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGUNDURAN diri Bondan Gunawan dari jabatannya sebagai Sekretaris Pengendalian Pemerintahan dan Pjs. Sekretaris Negara bisa disebut sebuah fenomena yang menarik, setidak-tidaknya di sebuah negeri tempat kebiasaan pejabat mengundurkan diri tergolong baru, seperti Indonesia ini.

Pada masa Orde Baru, pejabat mengundurkan diri secara sukarela tidak pernah terjadi, meski ia nyata-nyata melakukan kesalahan. Justru dengan alasan akan bertanggung jawab terhadap kesalahan itu, ia bertahan di kursinya. Pada era reformasi ini, pejabat mengundurkan diri ada berbagai versi: diminta untuk mengundurkan diri karena merasa bertanggung jawab terhadap berbagai kecelakaan seperti pengunduran diri Dirjen Perhubungan Darat setelah kecelakaan kereta api secara beruntun. Atau untuk menghindar dari penyidikan hukum seperti terjadi pada kasus Hamzah Haz yang ditengarai terlibat perkara money politics.

Bondan mengundurkan diri setelah media massa gencar mengait-ngaitkan dirinya dengan kasus Bulog. Tapi alasan Bondan tergolong unik. Ia mengundurkan diri dari jabatan setingkat menteri itu justru untuk membuktikan dirinya tidak terlibat dalam kasus Bulog. Dengan mengundurkan diri, katanya, tidak ada keraguan dari pihak aparat hukum untuk mengusut dirinya dari skandal Bulog ini.

Pernyataan Bondan ini ibarat menantang aparat hukum untuk segera memeriksanya. Dan itu pula yang memang dikatakan Bondan. Ia siap untuk diperiksa kapan saja. Kalau demikian halnya, kenapa polisi belum menjadwalkan pemeriksaan atas diri Ketua Umum Forum Demokrasi ini? Sampai-sampai bekas aktivis LSM ini mengeluhkan kelambanan kerja aparat hukum sebagai akibat masih berlakunya paradigma Orde Baru di kalangan mereka. Pihak berwenang jelas harus tanggap menjawab tantangan ini. Pengusutan polisi setidaknya akan memenuhi rasa ingin tahu masyarakat apakah Bondan memang terlibat atau tidak dalam kasus ini. Kalau terlibat, sejauh mana keterlibatan itu, apakah sampai kecipratan dana atau hanya sekadar mengetahui ke mana dana itu larinya. Pengusutan itu akan bermanfaat buat Bondan sendiri sehingga klarifikasi atas dirinya dalam kasus Bulog ini menjadi jelas. Jadi, polisi memang tidak usah ragu-ragu atau berdalih tidak perlu memeriksa Bondan karena tak ada bukti. Justru masyarakat dan Bondan sendiri menunggu langkah polisi.

Kenapa ini sebuah fenomena yang menarik? Sebab, kalau Bondan memang benar-benar bersih dari kasus ini, ihwal pengunduran dirinya dari jabatan penting di lingkungan Istana itu akan menjadi persoalan baru di masa depan. Memang ia mungkin saja kembali ke jabatan asalnya—karena hingga kini belum ditunjuk penggantinya--tapi akan terkesan janggal oleh sebab saat ini bukan berstatus nonaktif. Di lain pihak, secara moral Presiden Abdurrahman Wahid harus memberikan kedudukan yang setidaknya setara jika Bondan terbukti tidak terlibat. Maka timbul pertanyaan mengapa bukan status non-aktif yang diberikan padanya?

Keanehan ini membuat banyak orang menduga-duga, jangan-jangan Bondan mengundurkan diri karena ada alasan lain atau bahkan karena tekanan pihak tertentu, di luar kasus Bulog. Jika memang itu ihwalnya—dan bukan karena ia dikaitkan dengan kasus Bulog—pengunduran Bondan akan membuat orang semakin bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi di lingkaran Istana sekarang ini?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus